Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SBY: Partai Demokrat Berkabung, Akal Sehat Telah Mati

SBY mengatakan Moeldoko telah mendongkel dan merebut kepemimpinan dari Ketua Umum Demokrat yang sah, yakni Agus Harimurti Yudhoyono, yang setahun lalu telah diresmikan oleh negara dan pemerintah.
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan arahan kepada para pemimpin dan kader Partai Demokrat, Rabu, 24 Februari 2021 - Youtube Partai Demokrat
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan arahan kepada para pemimpin dan kader Partai Demokrat, Rabu, 24 Februari 2021 - Youtube Partai Demokrat

Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat suara ihwal gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara, yang menetapkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebagai ketua umum. SBY mengatakan hari ini partainya berkabung atas gelaran KLB yang disebutnya abal-abal tersebut.

"Hari ini kami berkabung, Partai Demokrat berkabung. Sebenarnya bangsa Indonesia juga berkabung. Berkabung karena akal sehat telah mati, sementara keadilan, supremasi hukum, dan demokrasi sedang diuji," ujarnya dilansir melalui Tempo, Jumat (5/3/2021) malam.

KLB Partai Demokrat yang digelar di Hotel The Hill, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2026. KLB juga menyatakan Ketua Umum Partai Demokrat hasil Kongres V, Agus Harimurti Yudhoyono, telah demisioner.

SBY mengatakan Moeldoko telah mendongkel dan merebut kepemimpinan dari Ketua Umum Demokrat yang sah, yakni Agus Harimurti Yudhoyono, yang setahun lalu telah diresmikan oleh negara dan pemerintah. AHY juga telah mengirim surat kepada Presiden Joko Widodo ihwal dugaan keterlibatan anak buahnya dalam penggulingan kepemimpinan Partai Demokrat.

Namun kata SBY, ketika itu banyak tanggapan yang bernada miring.

"Mereka mengatakan Demokrat hanya mencari sensasi, Demokrat hanya play victim. KSP Moeldoko mengatakan itu hanya ngopi-ngopi, pelaku gerakan mengatakan itu hanya rapat-rapat biasa," jelas SBY.

Presiden keenam ini mengatakan, sebelumnya juga ada yang berkeyakinan bahwa Moeldoko pasti mendapat sanksi dari atasannya. Ada juga yang mengatakan KLB ilegal tersebut tak mungkin diberikan izin dan pasti akan dibubarkan pihak Kepolisian.

"Tetapi hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara yang kita cintai ini," ujar SBY.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Tempo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper