Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan menegaskan terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak dalam upaya mempercepat vaksinasi virus Corona atau Covid-19 ke seluruh masyarakat Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah terbuka untuk kerja sama itu karena vaksinasi tak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah sendirian. Kemenkes, jelas dia, harus inklusif dengan semua komponen pemerintah, sehingga vaksinasi tak hanya menjadi program, melainkan menjadi gerakan yang melibatkan partisipasi seluruh elemen bangsa.
“Setelah dengan pihak swasta, minggu ini juga mau lihat semua kementerian dan lembaga. Dan saya juga mulai merangkul TNI sama Polri untuk menyuntikkan seluruh tenaga mereka, karena mereka juga ternyata punya tenaga kesehatan banyak sekali,” kata dia dalam dialog KPCPEN, Kamis (4/3/2021).
Seperti diketahui, pemerintah tengah melakukan sinergi dengan swasta untuk melakukan percepatan vaksinasi Covid-19, khususnya Halodoc dan Gojek. Selain dengan swasta, Kemenkes juga menggencarkan kerja sama dengan TNI dan Polri.
Langkah itu direalisasikan untuk mengejar target vaksinasi Covid-19 dalam setahun. Dengan target itu, jelas dia, dibutuhkan jutaan penyuntikkan vaksin per hari.
Budi mengatakan, harus ada titik-titik di mana bisa melakukan ribuan, bahkan mungkin puluhan ribu penyuntikan dalam sehari, selama sepanjang tahun. Pemerintah juga telah mencoba beberapa model seperti penyuntikkan di pasar, di lapangan, di gelanggang olahraga (GOR), aula perguruan tinggi, dan Sekolah.
“Memang yang besar jumlahnya adalah yang di lapangan terbuka seperti yang dilakukan di Kemayoran oleh Halodoc dan Gojek. Di sini, motor, jalan kaki, pakai mobil bisa langsung divaksin. Pakai mobil ini ada untungnya karena sekarang banyak lansia ya, yang udah susah jalan, kalau ke rumah sakit susah turun mobil, naik tangga, keluar mobil, ini bisa di mobil saja, jadi bisa sangat membantu sekali,” ujarnya.
Untuk itu, Budi mengatakan hal yang masih perlu dipersiapkan antara lain lokasi dan kemudian tata cara prosedur untuk penyuntikkan. Selain itu, perlu juga mempersiapkan tenaga yang menyuntik.
“Kan nggak semua orang bisa nyuntik, saya nggak yakin yang ada di sini kan bisa nyuntik, kan bisanya disuntik. Tapi setahu saya TNI itu kalau perang, kalau tiba-tiba ketembak dia tetap harus bisa nyuntik morfin sendiri, jadi harusnya semuanya bisa, dan bisa bantu menyuntik sebanyak-banyaknya,” imbuh Budi.