Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Varian Virus Corona B117 Masuk RI, Pakar: Waspada, Jangan Panik!

Masyarakat dinilai perlu tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Strain baru virus Corona B.1.1.7 disebut bisa tetap dideteksi dengan tes PCR.
Mutan Virus corona B.1.1.7
Mutan Virus corona B.1.1.7

Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban mengimbau masyarakat agar tidak panik dengan adanya temuan Covid-19 strain baru B.1.1.7 di Indonesia.

Masyarakat, imbuhnya, harus tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Dia juga memastikan bahwa strain baru virus Corona ini bisa tetap dideteksi dengan tes PCR.

"Apakah kita harus khawatir terhadap B.1.1.7? Perlu, tapi jangan panik. Saya yakin kesadaran masyarakat kita terhadap prokes makin tinggi. Saya optimistis dan tidak bermaksud menebar ketakutan. Saya menyampaikan ini agar kita waspada. Tidak bermaksud bikin takut," jelasnya melalui akun Twitter @ProfesorZubairi, Rabu (3/3/2021) pukul 21.14 WIB.

Seperti diketahui, pemerintah telah mengidentifkasi dua kasus mutasi virus Corona B.1.1.7 yang berasal dari Inggris di Indonesia. Temuan mutasi virus tersebut terjadi tepat setahun kasus pertama dan kedua Covid-19 ditemukan di Tanah Air.

Ahli ilmu penyakit dalam itu juga memberikan penjelasan terkait strain B.1.1.7. Dia mengatakan bahwa strain terus bertambah dan saat ini telah ditemukan di Indonesia.

"Mutan baru ini menyebabkan shedding virus lebih intens. Artinya, produksi jumlah virusnya jauh lebih banyak di saluran napas. Jadi, istilah buat B.1.1.7 itu sebagai super spreader tidak tepat. Lebih tepat super shedder, karena virus itu bisa lebih menularkan ke banyak orang," kata Zubairi.

Lebih lanjut, dia juga menyatakan bahwa adanya strain baru ini berpotensi membuat jumlah kasus harian di Indonesia bertambah. Namun, dia membantah bahwa varian baru virus Corona akan membuat angka kematian meningkat.

"Bisa jadi jumlah kasus harian kita bertambah lagi dan rumah sakit juga terkena imbasnya—jika varian ini dominan. Tapi tidak benar akan menyebabkan kematian yang lebih banyak," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper