Bisnis.com, JAKARTA - WHO menyayangkan vaksinasi Covid-19 untuk tenaga kesehatan di negara berpendapatan rendah, baru dapat dilakukan 3 bulan setelah negara kaya memulai program nasionalnya.
Hal ini diungkapkan oleh Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada media briefing, Senin (1/3/2021).
Dia mengaku senang mendengar kabar bahwa tenaga kesehatan di Ghana dan Côte d’Ivoire telah memulai program vaksinasi Covid-19. Keduanya menjadi negara pertama yang menerima suplai vaksin melalui kerja sama COVAX.
“Namun, sayangnya hal ini terjadi hampir tiga bulan setelah beberapa negara terkaya memulai kampanye vaksinasi mereka,” katanya.
Dia juga mengungkapkan, keprihatinannya ketika beberapa negara terus memprioritaskan golongan usia muda ketimbang tenaga kesehatan dan kelompok usia lanjut untuk mendapat vaksin Covid-19.
Tedros menegaskan, bahwa negara tidak sedang berpacu dengan negara lainnya, tetapi berlomba dengan virus.
Baca Juga
Perlu diketahui, hingga akhir Mei, sebanyak 237 juta dosis vaksin akan dialokasikan ke 142 negara dan ekonomi yang berpartisipasi dalam COVAX. Sejumlah 11 juta dosis akan didistribusikan pekan ini.
Pada Selasa (2/3/2021), COVAX rencananya akan menerbitkan alokasi vaksin putaran pertama yang mencakup sebagian besar negara yang berpartisipasi dalam fasilitas COVAX.