Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Covid-19 Berakhir April 2021? Ini Penjelasan Profesor Zubairi

Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban proyeksi masih sebuah kemungkinan yang perlu didukung oleh ketegasan regulasi dan kedisiplinan masyarakat.
 rnSatgas gabungan menjaring warga tidak memakai masker saat digelar Operasi Yustisi Protokol COVID-19 di Pusat Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (16/9/2020). Operasi itu menerapkan sanksi sosial cabut rumput dan membersihkan sampah bagi warga tidak bermasker untuk meningkatkan disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran COVID-19 yang terus meningkat di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad
rnSatgas gabungan menjaring warga tidak memakai masker saat digelar Operasi Yustisi Protokol COVID-19 di Pusat Kota Lhokseumawe, Aceh, Rabu (16/9/2020). Operasi itu menerapkan sanksi sosial cabut rumput dan membersihkan sampah bagi warga tidak bermasker untuk meningkatkan disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran COVID-19 yang terus meningkat di Aceh. ANTARA FOTO/Rahmad

Bisnis.com, JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia Profesor Zubairi Djoerban memberikan penjelasan tentang proyeksi pandemi Covid-19 pada April 2021.

Melalui akun Twitternya, @ProfesorZubairi, Jumat (26/2/2021) 10.46 WIB, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas Covid-19 PB IDI) ini mengatakan menerima sejumlah pertanyaan dari beberapa jurnalis mengenai kebenaran proyeksi bahwa pandemi akan berakhir pada April 2021.

Dia menjawab bahwa pandemi belum berakhir, tetapi akan terkendali. Namun, dia menegaskan bahwa itu masih sebuah kemungkinan yang perlu didukung oleh ketegasan regulasi dan kedisiplinan masyarakat, termasuk untuk mencegah kerumunan.

"Sejumlah jurnalis bertanya tentang kebenaran pandemi akan berakhir April. Saya jawab: bukan berakhir, tapi terkendali. Itu masih mungkin. Apa kuncinya? Ketegasan dan konsistensi menerapkan aturan. Itu berlaku untuk semua. Siapapun. Di manapun. Jangan berkerumun. Matur nuwun," tulisnya melalui akun tersebut.

Dalam unggahan sebelumnya di Twitter, ahli ilmu penyakit dalam ini pernah mengutip salah satu kolumnis kesehatan ternama yakni Martin Makary. Kolumnis itu memprediksi, sebagian besar penyakit Covid-19 akan hilang pada April 2021..

"Opini itu ia sampaikan berdasarkan data laboratorium, matematika, literatur, dan percakapannya dengan para ahli. Baru prediksi. Semoga saja. Terima kasih," jelas Zubairi, Sabtu (20/2/2021).

Saat itu, Profesor Zubairi mengunggah sebuat utasan di Twitter yang memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan drastis penyebaran virus Corona atau Covid-19 secara global. Dia mengutip data Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang menyebutkan bahwa penularan Covid-19 menurun hingga 16 persen. 

"Ini nyata. Beberapa pekan terakhir, jumlah kasus harian Covid-19 dunia menurun secara dramatis. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, penurunan global itu sebesar 16 persen. Cukup signifikan. Dus, ada apa sebenarnya di balik penurunan kasus ini? Saya akan coba menjawabnya:," demikian tulisnya melalui sebuah utasan pada akun Twitter itu.

Menurutnya, penurunan kasus Covid-19 dapat dikaitkan dengan banyak faktor. Namun, dia menilai faktor utama adalah perilaku baik masyarakat dunia dan kepatuhan terhadap penguncian atau lockdown yang di Indonesia disebut pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

"Memang, di berbagai belahan dunia, konsep lockdown itu tidak disuka, tapi telah terbukti berhasil. Anda akan melihat kasus Covid-19 itu turun di wilayah dunia yang menerapkan kebijakan penguncian. Bisa dicek," lanjutnya.

Faktor lain, kata ahli ilmu penyakit dalam itu, adalah kebiasaan memakai masker dan menjaga jarak, terutama di dalam ruangan. Praktik itu dinilai sangat membantu menurunkan kasus baru Covid-19.

"Anda bisa lihat di beberapa acara televisi Indonesia saat ini. Kesadaran memakai masker sudah terbentuk. Begitu pun di berbagai negara," sebut Profesor Zubairi.

Dia menjelaskan ada pula dugaan para ahli tentang kekebalan populasi pada tingkat tertentu yang cukup membuat penyebaran virus Corona melandai. Kondisi ini, jelasnya, terjadi di India dengan angka kasus Covid-19 menurun dari 100.000 per hari menjadi hanya 11.000 per hari.

Sementara itu, Zubairi mengaku belum ada yang bisa menjelaskan bahwa penurunan kasus Covid-19 global dipengaruhi oleh program vaksinasi Covid-19 yang dijalankan secara global. Faktor ini, jelasnya, perlu diperhitungkan dalam tempo bulanan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper