Bisnis.com, JAKARTA - Program Vaksin Nusantara pekan lalu ramai diperbincangkan seiring dengan masuknya vaskin yang digagas eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tersebut pada uji klinis tahap kedua.
Vaksin Covid-19 dalam negeri yang dikembangkan Terawan bersama Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi dan Universitas Diponegoro Semarang ini pun mendapatkan dukung dari Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Sebagai catatan, vaksin ini pun berbeda dengan vaksin merah putih yang sedang dikerjakan oleh pemerintah.
Melalui tulisan di blog pribadinya, disway.id, Dahlan menyebut bahwa sebenarnya Vaksin Nusantara tak dapat dibandingkan dengan vaksin yang sudah ada lantaran teknologi-nya berbeda. Proses vaksinasinya juga tidak sama.
Dia memerinci, Sinovac menggunakan cara lama yakni memasukkan virus yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh untuk merangsang lahirnya imunitas di tubuh terhadap virus tersebut. Cara ini sejak dahulu dilakukan untuk melawan berbagai pandemi dan epidemi di masa lalu. "Itulah sebabnya vaksin Sinovac dianggap sangat aman," jelas eks Dirut PLN (Persero) ini.
Dahlan menyebut vaksin Pfizer, AstraZeneca, dan Johnson & Johnson bermain dengan RNA atau upaya mengubah protein tertentu yang ada di sekitar DNA.
Sementara itu, Vaksin Nusantara menggunakan cara baru sama sekali, termasuk cara vaksinasinya. Proses vaksinasi baru itu, sebut Dahlan, mengingatkannya pada cara stem cell yang beberapa kali dilaluinya. "Cara vaksinasi Vaksin Nusantara punya kemiripan dengan stem cell itu."
Untuk vaksinasi dengan Vaksin Nusantara, jelasnya, pasien akan menjalani proses pengambilan darah lebih dulu. Sebanyak tiga tabung atau sekitar 40 cc.
Menurutnya, darah pasien itu akan dimasukkan tabung (bag) plastik yang terdiri dari tiga 'kamar' atau ruang. Kamar pertama untuk proses pemisahan darah putih dan darah merah, kedua untuk menampung darah merah sedangkan kamar ketiga untuk tempat darah putih dan telah terisi oleh antigen.
"Semua itu kelihatan di mata. Anda bisa melihat darah Anda di dalam bag plastik itu...ketika darah putih Anda masuk ke kamar nomor 3 itu, akan langsung tercampur dengan antigen. Lalu dibiarkan di situ satu minggu. Selama 7 hari itu terjadi proses 'pendidikan' terhadap cell darah putih kita. Yakni bagaimana caranya agar cell kita memiliki anti virus Covid-19."
Setelah 7 hari, sel darah putih yang sudah memiliki imunitas terhadap Covid-19 itu akan disedot untuk oleh alat suntik untuk disuntikkan kembali ke tubuh pasien melalui lengan atas. "Pengalaman saya berkali-kali menjalani stem cell dan dua kali menerima konvalensen memudahkan saya memahami cara kerja Vaksin Nusantara ini," jelas Dahlan.
Dengan metode tersebut, anggota tim Vaksin Nusantara Haryono Winarta, hanya antigen yang akan diimpor dari Amerika Serikat untuk membuat Vaksin Nusantara. Itu pun dalam jumlah tidak banyak, yakni lima liter antigen untuk jutaan unit vaksin.
Menurut Dahlan, antigen khusus itu ditemukan di Amerika oleh ahli Amerika. Namun, para ahli tersebut kesulitan untuk menjadikannya vaksin siap pakai.
"Untung ada dokter-Jendral Terawan Agus Putranto. Yang rupanya memiliki banyak info tentang penemuan baru apa saja di dunia ini. Lalu Terawan melihat peluang: kok salah satunya belum diwujudkan untuk kehidupan sehari-hari. Banyak penemuan yang nasibnya seperti itu. Di berbagai bidang. Dan Terawan jeli melihat yang ada di bidangnya: kedokteran. Itulah penemuan baru tersebut: vaksin dendritic cell," ujarnya.
Oleh karena itu, Dahlan menilai Terawan, sebagai orang yang sering melakukan terobosan, melihat penemuan baru itu bisa dijadikan keunggulan nasional. Dia pun membawanya ke Indonesia melalui inisiasi Vaksin Nusantara.
Adapun, Dahlan juga mengaku bersama istrinya bersiap untuk menerima Vaksin Nusantara sebagai relawan uji coba Tahap II.