Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan video yang menampilkan seorang pria di Israel jatuh terlentang di lantai setelah divaksin Covid-19 dan dinyatakan meninggal dunia tidaklah benar.
Melalui laporan isu hoaks, Kamis (25/2/2021), Kemenkominfo melaporkan video itu beredar di sosial media. Pria dalam video tersebut pun diklaim langsung meninggal sesaat setelah menerima vaksin.
Namun, Kemenkominfo melaporkan fakta yang terjadi berbeda dan klaim bahwa pria dalam video tersebut meninggal akibat vaksin adalah keliru.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Kemenkominfo, penyedia layanan kesehatan terbesar Israel, Clalit, mengklarifikasi bahwa pria itu memang terjatuh pingsan. Namun, peristiwa itu bukan disebabkan oleh vaksin.
Istri dari pria tersebut menuturkan bahwa kondisi sang suami yang lemah dan merasa kurang baik menjadi faktor penyebab utamanya. Pria itu jatuh pingsan sesaat sebelum divaksin.
"Ia juga menyebut sang suami memiliki ketakutan oleh vaksin," demikian keterangan Kemenkominfo.
Baca Juga
Sejauh ini, sekitar 44 persen dari 9,1 juta warga Israel telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin Pfizer dan tidak ada laporan kasus meninggal karena efek samping vaksin Covid-19.
Berdasarkan catatan Bisnis, Kementerian Kesehatan Israel menyatakan vaksin virus Corona dari Pfizer-BioNTech terhitung 98,9 persen efektif dalam mencegah kematian akibat Covid-19, dua pekan setelah pemberian dosis kedua.
Dilansir dari perusahaan penyiaran Jepang, Nippon Hoso Kyokai, pada Senin (22/2/2021), Kementerian Kesehatan Israel belum lama ini merilis analisis data yang dihimpun hingga 13 Februari 2021 atas orang-orang yang menerima dua kali injeksi Pfizer-BioNTech.
Masyarakat yang divaksin tercatat 96,9 persen lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami demam atau masalah gangguan pernapasan, sepekan setelah menerima vaksin dosis kedua, dan meningkat hingga 98 persen setelah dua pekan.