Bisnis.com, JAKARTA - Kantor pusat Uni Eropa di Brussels telah memberi tahu enam negara anggotanya bahwa penutupan perbatasan negara secara ketat akibat wabah Covid-19 harus dicabut lantaran timbul kekhawatiran akan gangguan yang lebih luas dalam pergerakan bebas orang dan barang antarnegara.
Belgia, Denmark, Finlandia, Jerman, Hongaria, dan Swedia telah diberi waktu 10 hari untuk menanggapi kekhawatiran komisi Eropa bahwa mereka telah melanggar pedoman penanganan virus Corona yang telah disepakati bersama.
Pembatasan yang diberlakukan oleh Jerman di perbatasannya dengan wilayah Tirol, Austria telah menjadi penyebab ketegangan tertentu dalam beberapa pekan terakhir. Duta besar Jerman di Wina dipanggil untuk mengoreksi tindakan yang dinilai tidak perlu dan lebih merugikan.
Ada kekhawatiran di Jerman bahwa negara itu bisa menuju gelombang ketiga infeksi Covid-19, dengan jumlah kasus per 100.000 penduduk dalam tujuh hari terakhir. Alasannya angkanya naik ke 60,5 dari 55-57 pada minggu sebelumnya seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (24/2/2021).
Komisi tersebut menerbitkan sebuah panduan pada bulan Januari yang merekomendasikan negara-negara anggota Uni Eropa untuk tetap membuka perbatasan mereka dan hanya 'sangat melarang' perjalanan yang tidak penting.
Kendati begitu, ada opsi untuk memberlakukan persyaratan pengujian dan karantina pada pelancong dari wilayah dengan tingkat infeksi yang tinggi.
Baca Juga
Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen, yang merupakan mantan menteri Jerman, mengatakan bertekad untuk menghindari terulangnya bulan-bulan awal pandemi ketika serangkaian keputusan sepihak menyebabkan kekacauan di perbatasan dan mengancam rantai pasokan.
Namun dalam beberapa pekan terakhir, kontrol yang lebih ketat telah diterapkan oleh enam negara yang menjadi target cabang eksekutif UE, yang menurut juru bicara komisi itu jelas berisiko bagi berfungsinya pasar tunggal barang dan orang.