Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepekan, Pfizer Berencana Kirim 13 Juta Dosis Vaksin ke AS

Jumlah tersebut merupakan dua kali lipat dari pengiriman dosis awal Februari.
Tangan perempuan memegang botol kecil berlabel vaksin virus corona Covid-19 dan logo perusahaan farmasi Pfizer./Antara-Reutersrn
Tangan perempuan memegang botol kecil berlabel vaksin virus corona Covid-19 dan logo perusahaan farmasi Pfizer./Antara-Reutersrn

Bisnis.com, JAKARTA - Produsen Pfizer berharap bisa mengirimkan lebih dari 13 juta dosis vaksin Covid-19 setiap pekan ke Amerika Serikat (AS) pada pertengahan Maret, menurut salah seorang eksekutif Pfizer, John Young, dalam testimoni menjelang sidang Kongres pada Selasa (23/2/2021).

Menurutnya, jumlah tersebut merupakan dua kali lipat dari pengiriman dosis awal Februari. Sejauh ini Pfizer telah mendistribusikan sekitar 40 juta dosis vaksin ke berbagai titik di seluruh AS, dan siap mengirimkan 120 juta dosis pada akhir Maret, kata John Young.

Disebutkan, bahwa Pfizer juga siap menyediakan total 300 juta suntikan ke Amerika Serikat pada akhir Juli dan telah meningkatkan ekspektasi produksi global 2021, yakni sedikitnya 2 miliar dosis vaksin.

Pernyataan itu disampaikan menjelang sidang Kongres AS tentang ketersediaan vaksin yang akan digelar oleh Komite Energi dan Perdagangan DPR pada Selasa (23/2/2021).

Diberitakan sebelumnya, angka kematian akibat wabah Covid-19 di Amerika Serikat (AS) berada di ambang batas 500.000 jiwa sejak pandemi berawal, sementara itu pakar virus memperingatkan bahwa kondisi mendekati normal diperkirakan baru akan tercapai pada akhir tahun.

Meski tanda-tanda harapan mulai muncul setelah peluncuran vaksin dan penurunan infeksi besar-besaran pada musim dingin, tetapi jumlah korban terus meningkat di negara yang telah melaporkan kematian dan kasus terbanyak di dunia itu.

“Mengerikan. Ini bersejarah. Kami belum pernah melihat apa pun yang mendekati angka ini selama lebih dari seratus tahun sejak pandemi influenza 1918," kata Anthony Fauci, kepala penasihat medis untuk Presiden AS Joe Biden seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (22/2/2021).

Dia mengatakan, bahwa angka itu adalah sesuatu yang menakjubkan dan hampir tidak dapat dipercaya meski angkanya benar. Dia merujuk pada jumlah korban di situs pelacakan Universitas Johns Hopkins yang telah mencapai sekitar 498.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper