Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Duterte Tarik Bayaran Jika AS Ingin Perpanjang Pakta Militer dengan Filipina

Pernyataan Duterte merujuk pada konflik apa pun yang dapat meningkat di Laut China Selatan. Namun, sia tidak mengatakan pembayaran seperti apa yang dia inginkan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte/Reuters
Presiden Filipina Rodrigo Duterte/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengatakan dia ingin AS membayar untuk mempertahankan pakta dua dekade yang memfasilitasi latihan militer bersama, sebuah perjanjian dicoba untuk dibatalkan tahun lalu.

“Yah, mereka harus membayar. Itu adalah tanggung jawab bersama, tetapi bagian tanggung jawab Anda tidak datang dengan gratis," kata Duterte pada hari Jumat (13/2/2021) tentang Perjanjian Pasukan Kunjungan dengan AS.

"Karena bagaimanapun juga ketika perang pecah, kita semua membayar," sambungnya dalam pidatonya kepada tentara Filipina.

Pernyataan Duterte merujuk pada konflik apa pun yang dapat meningkat di Laut China Selatan. Namun, dia tidak mengatakan pembayaran seperti apa yang dia inginkan.

Duterte membuat pernyataan tersebut beberapa hari setelah pejabat Filipina dan AS mengadakan diskusi tentang kerja sama keamanan, dengan Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengatakan dia berharap latihan militer bersama dengan AS akan dilanjutkan musim panas ini, menurut laporan Philippine Daily Inquirer.

Tahun lalu, Duterte berencana mengakhiri pakta militer tahun 1998 dengan AS, sebelum akhirnya mundur. Meskipun Duterte sering mempertanyakan manfaat aliansi AS, militer Filipina telah bekerja dengan rekan-rekan Amerika untuk melawan klaim teritorial Beijing yang luas di Laut Cina Selatan.

Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan dalam sebuah laporan yang diposting 12 Februari di akun Twitter resminya bahwa pemerintahan Duterte telah mengajukan 60 catatan diplomatik terhadap China. Isi catatan tersebut termasuk catatan 27 Januari tentang undang-undang baru Beijing yang mengizinkan penjaga pantai China untuk bertindak melawan kapal asing di Laut China Selatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper