Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ganjar Pranowo Kritik Industri Media: Praktik Lapangan Terkadang Tak Etis

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyoroti tentang kemudahan mengakses platform digital yang mendorong munculnya banyak media baru.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis 17 September 2020./Bisnis-Alif Nazzala Rizqi
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat memberikan keterangan kepada wartawan, Kamis 17 September 2020./Bisnis-Alif Nazzala Rizqi

Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengkritik industri media selama ini terkait kode etik. Dia menyebutkan bahwa praktik-praktik di lapangan oknum media terkadang menjadi tidak etis.

Ganjar menyatakan terdapat budaya hukum dan kode etik yang harus dipegang oleh media. Namun, dewasa ini kode etik menjadi tantangan yang cukup besar untuk dilaksanakan.

“Saya tahu persis bagaimana media cetak mulai goyang pindah ke online juga belum bagus kemudian praktik-praktik di lapangan kadang-kadang menjadi tidak etis,” kata Ganjar pada acara peringatan Hari Pers Nasional secara daring, Senin (8/2/2021).

Ganjar mengatakan kondisi tersebut menjadi koreksi yang harus diselesaikan bersama. Langkah ini diyakini penting agar terjalin sinergi bersama untuk memanfaatkan informasi dengan baik. Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses kabar yang benar.

Dia juga menilai awak media perlu menjunjung Pancasila. Alhasil, ketika terjadi goncangan yang kuat, mereka hanya memiliki dua pilihan apakah melakukan porvokasi atau menumbuhkan optimisme.

Di sisi lain, Ganjar juga menyoroti tentang kemudahan mengakses platform digital yang mendorong munculnya banyak media baru. Gubernur Jateng itu mengaku Dewan Pers perlu menyeleksi kehadiran media baru yang saat ini kian menjamur.

“Media-media baru banyaknya minta ampun, maka Dewan Pers saya kira juga musti seleksi sekarang karena begitu gampangnya orang membuat bahkan membuat TV digital gampang,” ujarnya.

Selain itu, Ganjar menilai belakangan ini muncul kecenderungan masyarakat lebih tertarik pada informasi non-formal. Kondisi ini menyebabkan munculnya persaingan antara media mainstream atau umum dengan media sosial.

“Saya pengen membuat juga nanti Ganjar TV. Terus kemudian melalui Youtube kita bisa ngobrol apapun dan nggak perlu dilatih. Apapun diomongkan. makin kita keras, makin kita dalam faktor diferensiasi yang mungkin menarik dalam suasana kebatinan publik maka saat itu animo masyarakat untuk melihat menjadi sangat tinggi,” ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper