Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kunjungi RS Wisma Atlet, Ini Temuan Komisi I DPR

Komisi I DPR RI melakukan kunjungan lapangan ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet untuk penanganan Covid-19 di Kemayoran, Jakarta Pusat.
Meutya Hafid/Antara
Meutya Hafid/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Komisi I DPR mengecek kesiapan Rumah Sakit Wisma Atlet Kemayoran dalam menangani pasien Covid-19.

Kemarin, Komisi  I DPR RI melakukan kunjungan lapangan ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet untuk penanganan Covid-19 di Kemayoran, Jakarta Pusat.

Ketua Komisi I DPR RI Meutya Viada Hafid mengatakan, kunjungan ini dalam rangka menyerap masukan dan aspirasi terkait sejauhmana kesiapan beserta fasilitas kesehatan RSD Wisma Atlet dan 109 RS darurat lainnya yang telah disiapkan TNI sebagai bagian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

"Bagaimana kesiapan RS Darurat Wisma Atlet maupun RS TNI apa kurang lebih kebutuhan yang dapat kami bantu dari sisi fungsi pengawasan dan anggaran. Masukan ini akan menjadi tambahan isu yang akan dibahas bersama Kementerian Pertahanan," kata Meutya, dikutip dari laman resmi DPR, Jumat (5/2/2021).

Meutya mengatakan TNI juga mengemban tugas pokok dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Sebagai bagian dari tugas OMSP, maka peran TNI dalam Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sangatlah krusial.

Untuk itu, Komisi I DPR RI sepakat bahwa peran TNI terutama dalam percepatan penanggulangan Covid-19 ini perlu mendapatkan dukungan anggaran.

“Memang kondisi biaya ideal yang kita harapkan belum tentu semua akan tercapai, tetapi kami akan berusaha agar aspirasi bapak-bapak bisa diakomodir dan mendapatkan kejelasan," imbuh politisi Partai Golkar itu.

Senada, Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin juga mengapresiasi peran dan kontribusi tenaga kesehatan TNI yang sejak awal berperan dalam penanganan pandemi Covid-19.

Namun, dia menyayangkan adanya wacana pemotongan insentif tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pandemi Covid-19. 

“Kami mendapatkan informasi bahwa tunjangan nakes dipotong 50 persen. Sisi lain, volume pekerjaan (nakes) ini semakin meningkat jadi rasanya kurang manusiawi kalau tunjangan nakes malah dipotong," ujar Hasanuddin.

Untuk itu, lanjut politisi PDI-Perjuangan tersebut, Komisi I akan membahas wacana pemotongan insentif tenaga kesehatan dengan pihak terkait, termasuk Kementerian Pertahanan, Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebagai leading sector Gugus Tugas Percepatan Covid-19. 

Komisi I juga meminta agar kesejahteraan seluruh prajurit yang terlibat dalam observasi penanganan Covid-19 agar lebih diperhatikan.

Sebelumnya, Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Dudung Abdurachman menyampaikan hingga saat ini, terdapat 2865 tenaga kesehatan dimana 7 persen diantaranya berasal dari TNI AD, TNI AU dan TNI AL. 

Sementara ada 133 tenaga non nakes dan sebanyak 461 pasukan pengamanan TNI - Polri yang aktif di RS Darurat Wisma Atlet.

Adapun, tingkat hunian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir, yakni 58,49 persen. Penurunan itu lantaran banyak pasien Covid-19 bergejala ringan dan sedang yang dipulangkan. Kendati demikian, tenaga kesehatan tetap disiagakan untuk mengantisipasi lonjakan kasus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Sumber : DPR
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper