Bisnis.com, JAKARTA – Sebanyak 10 juta dosis bahan vaksin Sinovac beserta 1 juta dosis overfilled tiba di Indonesia hari ini, Selasa (2/2/2021).
Juru Bicara Kemenkes untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia, vaksin tersebut harus mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) baru karena yang memproduksi lebih adalah PT Bio Farma.
“Betul akan ada EUA-nya. Bio Farma akan mengolah vaksin ini sesuai standar WHO untuk kemudian disalurkan ke daerah,” kata Nadia kepada Bisnis, Selasa (2/2/2021).
Namun, berbeda dengan proses penerbitan EUA untuk vaksin Sinovac yang sudah jadi pada tahap I dan II, pada tahapan kali ini EUA akan diterbitkan tanpa melakukan uji klinis lagi.
“Tidak ada uji klinis lagi, untuk penerbitan EUAn-nya cukup menggunakan data kajian yang sudah dilaksanakan,” jelas Nadia.
Adapun, bahan vaksin Sinovac ini diperkirakan baru akan bisa digunakan pada awal Maret atau paling cepat pada akhir Februari mendatang.
Selain itu, vaksin ini akan ditujukan untuk digunakan oleh 17,4 juta petugas pelayanan publik.
Dengan kedatangan 10 juta bulk dan 1 juta overfilled vaksin Sinovac hari ini ini, total vaksin yang telah diterima Indonesia adalah sejumlah 28 juta vaksin.
Kedatangan vaksin tahap keempat dalam bentuk bulk ini menjadi kelanjutan kedatangan tahap pertama dan kedua pada Desember 2020 sebanyak total 3 juta vaksin jadi dari Sinovac dan tahap ketiga dalam bentuk bulk sebanyak 15 juta vaksin pada 12 Januari 2021.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Oscar Primadi mengatakan bahwa untuk saat ini ketersediaan vaksin aman dan sesuai skema yang telah direncanakan. Hal ini berkat lancarnya koordinasi dan komunikasi, termasuk dengan pihak penyedia.
“Kedatangan vaksin tahap keempat ini menunjukkan komitmen Pemerintah dalam mengamankan kebutuhan vaksin melawan Covid-19 khususnya untuk tahap kedua vaksinasi ditujukan kepada 17,4 juta petugas publik,” jelas Oscar.