Bisnis.com, JAKARTA - Layanan telekomunikasi di Myanmar dikabarkan mengalami gangguan pada Senin (1/1/2021) di tengah aksi kudeta militer.
Berdasarkan laporan yang dirilis oleh NetBlocks Internet Observatory, gangguan telekomunikasi di Myanmar mulai dirasakan tak lama setelah militer menangkap pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh lainnya dari partai berkuasa, tepatnya pukul 03:00 Senin (1/2/2021) waktu setempat.
Pengguna internet di Myanmar, khususnya di Hanoi dilaporkan mengalami kesulitan ketika akan mengakses jaringan internet. Gangguan ini tentunya akan membatasi peliputan peristiwa kudeta militer.
"Pemutusan berkelanjutan telah dipantau dengan konektivitas nasional yang awalnya turun menjadi 75 persen pada pukul 03.00 dan kemudian menjadi 50 persen pada pukul 08:00 waktu setempat," tulis NetBlocks dalam laporannya.
Lebih lanjut, NetBlocks melaporkan gangguan telekomunikasi di Myanmar dirasakan oleh pengguna dari beberapa operator, termasuk operator milik negara, Myanma Posts and Telecommunications (MPT) , serta operator internasional Telenor.
"Ditemukan mekanisme gangguan yang diarahkan secara terpusat yang menargetkan layanan seluler dan beberapa layanan telepon tetap," tutur NetBlocks.
Baca Juga
NetBlocks menambahkan ini gangguan telekomunikasi di Myanmar dibuktikan lewat laporan pengguna di lapangan, terutama para jurnalis yang mengalami kesulitan untuk mengakses internet dan kehilangan konektivitas telepon secara tiba-tiba.
Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh senior lainnya dari partai berkuasa ditangkap dalam penggerebekan dini hari, Senin (1/2/2021).
Kabar mengenai penangkapan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh senior lainnya ini disampaikan oleh juru bicara Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).
Penangkapan berlangsung setelah beberapa hari ketegangan antara pemerintahan sipil dan militer berpengaruh meningkat, yang menimbulkan kekhawatiran kudeta pascapemilu. Militer menyebut bahwa pemilu di Myanmar diwarnai kecurangan.
Juru bicara Myo Nyunt melalui telepon mengatakan kepada Reuters bahwa Suu Kyi, Presiden Win Myint dan sejumlah pemimpin lainnya "dibawa" pada dini hari.
"Saya ingin memberitahu masyarakat kami untuk tidak langsung menanggapi (kejadian itu) dan saya ingin mereka bertindak sesuai hukum yang ada," katanya, mengaku bahwa dirinya kemungkinan juga bakal ditahan.