Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu tantangan dalam upaya mengatasi pandemi COVID-19 adalah adanya misinformasi dan disinformasi yang membuat masyarakat memperoleh informasi yang tidak benar mengenai COVID-19, terutama terkait vaksinasi.
Staf Khusus (Stafsus) Presiden Bidang Komunikasi dan Juru Bicara Presiden M. Fadjroel Rachman pun mengajak semua seluruh pihak untuk memerangi misinformasi dan disinformasi tersebut.
“Yang kita hadapi soal misinformasi atau disinformasi. Ini yang kami minta bantuan supaya bisa kita atasi secara bersama-sama,” ujarnya saat menjadi pembicara kunci pada webinar dengan tema “Vaksin COVID-19; Tantangan dan Harapan” yang digelar Kawan Vaksin dan HMI Cabang Sanana, Maluku Utara, dikutip dari laman resmi, Minggu (31/1/2021)
Fadjorel mengungkapkan, masih banyak misinformasi dan disinformasi lain yang muncul di masa pandemi ini atau yang disebutnya dengan istilah “infodemik”.
“Kami juga mendapatkan catatan di antara Maret 2020 dan Oktober 2020, terkait dengan COVID-19, di Facebook dan Instagram ada 12 juta misinformasi dan disinformasi yang dibuat,” ungkapnya.
Salah satu disinformasi yang beredar ialah Presiden Jokowi divaksin dengan produk dari Eropa. Vaksin tersebut, imbuhnya, merupakan produk Sinovac yang juga dipergunakan dalam program vaksinasi kepada masyarakat.
Baca Juga
Sebagaimana diketahui, untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity Pemerintah menargetkan vaksinasi pada 70 persen penduduk Indonesia atau 181,5 juta orang.
Untuk keperluan tersebut Pemerintah telah mengamankan pengadaan 426 juta dosis vaksin dari berbagai sumber seperti Sinovac, Novavax, AstraZeneca, BioNTech-Pfizer, hingga COVAX/GAVI.
Saat ini yang telah tba di Tanah Air adalah vaksin produksi Sinovac sebanyak 3 juta vaksin jadi dan 15 juta bahan baku vaksin yang diproses lanjut oleh PT Bio Farma.
Tantangan kedua adalah dimensi keagamaan, yang terlihat dari masih adanya sebagian masyarakat yang mempermasalahkan kehalalan vaksin COVID-19.
Fadjroel menegaskan vaksin yang dipergunakan dalam program vaksinasi saat ini telah memperoleh fatwa suci dan halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Tantangan ketiga adalah dimensi pengetahuan, terutama berkaitan dengan keamanan dan efektivitas.
“BPOM sudah mengeluarkan emergency use authorization, vaksin COVID-19 yang digunakan Presiden Joko Widodo itu aman dan efektif,” tegasnya.
Ketiga tantangan tersebut, ujar Fadjroel, dapat dihadapi melalui kerja sama pentahelix yang melibatkan seluruh elemen bangsa, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai ke tingkat paling bawah di RT dan RW, perguruan tinggi, akademisi, media massa, dunia usaha, hingga komunitas masyarakat.
Kerja sama pentahelix tersebut, imbuhnya, juga sangat menentukan keberhasilan tiga strategi yang dijalankan Pemerintah dalam menangani COVID-19, yaitu penerapan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak & menghindari kerumunan, dan mencuci tangan); program vaksinasi; dan pelaksanaan 3T (testing, tracing, dan treatment).
“Sekali lagi, mengutip Presiden Joko Widodo, tidak mungkin kita menyelesaikan ini sendirian. Tanggung jawab kita bersama untuk 270,20 juta masyarakat Indonesia harus bersama-sama bekerja sama untuk menghadapi COVID-19 ini sehingga kita juga bersama masyarakat dunia berperang melawan COVID-19,” imbuh Fadjroel.