Bisnis.com, JAKARTA — PT Bio Farma (Persero) masih terus melakukan penjajakan kepada produsen-produsen yang masuk dalam daftar perencanaan vaksin Covid-19. Perusahaan itu ditunjuk menjadi negosiator resmi oleh pemerintah untuk memenuhi kebutuhan program vaksinasi nasional.
Juru Bicara dan Sekrataris Perusahaan PT Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan bahwa komunikasi dan negosiasi dilakukan untuk menggenapi jumlah dosis yang dibutuhkan Indonesia dalam program vaksinasi nasional yang ditargetkan rampung dalam waktu 1 tahun.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah vaksin yang harus diselesaikan pengadaannya oleh pemerintah lebih dari 90 juta.
Bambang mengatakan bahwa jumlah yang sedang dinegosiasikan dengan produsen vaksin saat ini adalah 100 juta dosis.
“Kurangnya masih 100 juta yang masih dalam opsi. Semua produsen dalam daftar rencana dijajaki. Sekarang semua negara berebut vaksin-vaksin tersebut. Mudah-mudahan negosiasi bisa kita selesaikan segera,” ujar Bambang kepada Bisnis, Minggu (31/1/2021).
Dia menjelaskan bahwa sejumlah produsen sudah mencapai kata sepakat dengan Indonesia, antara lain AstraZaneca dengan komitmen 50 juta dosis dengan opsi 50 juta dosis dan Novavax 50 juta dengan opsi 80 juta.
Baca Juga
Sementara itu, untuk Pfizer saat ini negosiasi masih berjalan dengan jumlah vaksin sebanyak 50 juta dosis. “Begitu juga dengan Moderna, masih negosiasi.”
Namun, belum ada angka yang bisa dipastikan dalam proses negosiasi pengadaan vaksin dari Moderna.
Sebelumnya diberitakan bahwa pemerintah harus merealisasikan 28 persen dari total vaksin Covid-19 yang masih dalam tahap negosiasi dengan produsen untuk memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 dalam negeri tahun ini.
Proses pengadaan sudah memasuki meja negosiasi dengan PT Bio Farma Persero selaku negosiator. Namun, sampai dengan saat ini belum ada perkembangan lebih lanjut dari proses negosiasi tersebut.