Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Perketat Pembatasan Sosial Covid-19 Menjelang Imlek

Pembatasan sosial menjelang Tahun Baru Imlek semakin diperketat oleh pemerintah China untuk mencegah penularan virus corona.
Pemerintah China memperketat pembatasan sosial menjelang Imlek di tengah pandemi virus corona (Covid-19)./Kamis (31/1/2018)./ANTARA-Septianda Perdana
Pemerintah China memperketat pembatasan sosial menjelang Imlek di tengah pandemi virus corona (Covid-19)./Kamis (31/1/2018)./ANTARA-Septianda Perdana

Bisnis.com, JAKARTA – Dua kota China di selatan Beijing semakin memperketat pembatasan Covid-19, ketika pihak berwenang terus berupaya untuk membasmi kembali infeksi virus corona baru di wilayah tersebut.

China sebagian besar telah mengendalikan wabah domestiknya setelah virus corona pertama kali muncul di Wuhan pad akhir 2019, tetapi lonjakan di Provinsi Hebei – yang berbatasan dengan Beijing – telah memicu penguncian baru menjelang perayaan Tahun Baru China bulan depan.

Dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (9/1/2021) provinsi Hebei telah melaporkan lebih dari 130 kasus Covid-19 dalam seminggu terakhir, dengan lebih dari 200 lebih infeksi tanpa gejala.

Sebagian besar kasus terjadi di kota Shijiazhuang bersama dengan daerah sekitarnya, yang dihuni oleh sekitar 11 juta populasi. Beberapa infeksi lain telah dilaporkan terjadi di kota tetangganya, Xingtai yang menjadi tempat bagi 7 juta populasi.

CNA melaporkan pihak berwenang Shijiazhuang menghentikan operasi kereta bawah tanah mulai Sabtu pagi untuk membantu pencegahan dan pengendalian wabah. Selain itu, jalan raya utama kota – sekitar 300 kilometer selatan Beijing – telah ditutup dan perjalanan penumpang antar kota dihentikan.

Sementara itu, Xingtai juga mengumumkan kepada masyarakatnya untuk tinggal di dalam rumah selama seminggu ke depan untuk menghentikan wabah. Pembatasan ini dilakukan menjelang Tahun Baru Imlek, ketika ratusan juga orang melintasi China untuk mengunjung keluarga dan teman.

Wakil Menteri Komisi Kesehatan Nasional China Zeng Yixin memperingatkan bahwa perayaan tersebut bakal makin meningkatkan risiko penularan. Pihak berwenang saat ini tengah berlomba meluncurkan vaksin, dengan lebih dari 9 juta dosis telah diberikan sejauh ini.

Otoritas kesehatan negara tersebut juga baru-baru ini memberikan persetujuan bersyarat kepada kandidat vaksin oleh raksasa farmasi China Sinopharm, dengan suntikan penggunaan darurat sudah diberikan pada akhir tahun 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper