Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Sebut Hampir Separuh Warga Filipina Tidak Ingin Divaksin Covid-19

Hanya sepertiga dari 2.400 orang dewasa Filipina yang disurvei mengatakan bahwa mereka bersedia divaksinasi, sementara 21 persen belum dapat mengatakan apakah mereka ingin divaksin.
Kandidat vaksin covid-19 Sinovac
Kandidat vaksin covid-19 Sinovac

Bisnis.com, JAKARTA – Hampir separuh warga Filipina cenderung menolak diberikan vaksin Covid-19 terutama karena masalah keamanan, menurut jajak pendapat dari lembaga survei Pulse Asia.

Dilansir dari Bloomberg, hanya sepertiga dari 2.400 orang dewasa Filipina yang disurvei mengatakan bahwa mereka bersedia divaksinasi, sementara 21 persen belum dapat mengatakan apakah mereka ingin divaksin.

Dari mereka yang tidak ingin mendapatkan vaksin, 84 persen di antaranya mengatakan mereka tidak yakin atas keamanan vaksin yang akan diberikan.

Tingkat kepercayaan terhadap vaksin Covid-19 menjadi tantangan bagi program peluncuran vaksin di negara Asia Tenggara tersebut, yang mendukung prospek pemulihan ekonomi pemerintah. Filipina, yang mencatat wabah terburuk kedua di Asia Tenggara menargetkan untuk melakukan vaksinasi kepada lebih dari setengah populasinya tahun ini.

Seperti diberitakan sebelumnya, Filipina akan mendatangkan sedikitnya 50 juta dosis vaksin pada tahun 2021 untuk vaksinasi sekitar 25 persen dari populasi, sebagian besar kemungkinan akan tiba pada akhir 2021 atau awal 2022.

Prioritas vaksinasi akan diberikan kepada garis depan tenaga medis dan pekerja di industri yang dianggap penting, termasuk kelompok berpenghasilan rendah dan individu berisiko.

Filipina mengalokasikan 73,2 miliar peso (US$1,5 miliar) untuk membeli vaksin yang rencananya akan didanai dengan pembiayaan dari lembaga multilateral, bank, dan BUMN serta sumber bilateral, kata Sekretaris Keuangan Carlos Dominguez.

Vaksinasi dapat dimulai pada kuartal pertama 2021 menggunakan vaksin dari Sinovac dan Sputnik V Rusia, menurut Kepala Penganganan Covid-19 Carlito Galvez

Carlito mengatakan Filipina telah memberi memesan 25 juta dosis vaksin dari Sinovac untuk tahun 2021. Sinovac telah berjanji untuk mengirimkan pasokan setidaknya 60 hari setelah kesepakatan ditandatangani pada Desember.

Presiden Rodrigo Duterte memerintahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan negara untuk mengizinkan penggunaan darurat vaksin yang memiliki data "uji klinis di luar negara yang dapat diakui keabsahannya. Poses ini akan memangkas proses persetujuan menjadi tiga minggu dari enam bulan.

Selain itu, Filipina juga akan menerima 2,6 juta dosis vaksin AstraZeneca yang dibeli oleh perusahaan swasta pada Mei 2021. Perusahaan tersebut mengalokasikan 800 juta peso (US$ 17 juta) untuk membeli 3 juta dosis vaksin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper