Bisnis.com, JAKARTA - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menaruh harapannya pada rencana pemberian 2 juta vaksinasi virus corona atau Covid-19 untuk pemulihan ekonomi nasional. Apalagi rumah sakit di negara tersebut mulai kewalahan menangulangi mutasi virus baru.
Di tengah peringatan yang mengerikan bahwa Layanan Kesehatan Nasional bisa gagal mengatasi tingkat infeksi yang melonjak, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melakukan lockdown dan memerintahkan orang-orang di seluruh negeri untuk tinggal di rumah.
Selain itu, Kanselir Bendahara Inggris Rishi Sunak akan memberikan lebih banyak bantuan untuk bisnis. Johnson memperingatkan Inggris memasuki minggu-minggu tersulit, namun dia juga mengumumkan target untuk memberikan suntikan vaksinasi kepada 13,9 juta orang dengan risiko tertinggi pada pertengahan Februari.
"Setelah mereka semua divaksinasi, pembatasan bisa mulai dilonggarkan," katanya seperti dikutip Bloomberg, Selasa (5/1/2021).
Adapun tindakan darurat, yang sesuai dengan pembatasan di bagian lain Inggris, dimulai pada Senin malam dan akan berlangsung hingga setidaknya 15 Februari ketika petugas medis berusaha mengatasi pandemi.
"Para menteri juga sedang dalam pembicaraan mengenai penutupan perbatasan Inggris untuk perjalanan internasional," kata Menteri Michael Gove.
Baca Juga
Risiko penguncian berpotensi menghancurkan bisnis ritel dan perhotelan dan mengancam akan mendorong ekonomi ke dalam resesi lagi dan kemudian Pound jatuh.
Johnson mengatakan dia tidak punya pilihan selain menutup semua kegiatan sosial, pendidikan dan perjalanan yang tidak penting dalam menghadapi lonjakan infeksi yang tiba-tiba semakin parah. Menurutnya, pemberian vaksin yang cepat akan membantu mengakhiri krisis.
"Minggu-minggu ke depan akan menjadi yang tersulit, tetapi saya benar-benar yakin bahwa kita sedang memasuki fase terakhir perjuangan," katanya.
Pada 4 Januari, ada hampir 27.000 pasien dirawat di rumah sakit karena kasus Covid-19 di Inggris, peningkatan 30 persen dalam seminggu karena lonjakan infeksi dari jenis virus baru yang menyebar lebih cepat.