Bisnis.com, JAKARTA — Pasukan koalisi Arab Saudi-Uni Emirat Arab (UEA) yang tengah memerangi pemberontak Houthi di Yaman dilaporkan melakukan serangan udara di beberapa bagian ibu kota, Sanaa, beberapa jam setelah ledakan menghantam bandara utama kota Aden yang telah menewaskan sedikitnya 26 orang.
Serangan udara semalam terjadi di Bandara Internasional Sanaa, dua basis Houthi di Rima Hamid dan di Wadi Rjam wilayah distrik Bani Hashish yang terletak di selatan Sanaa, menurut TV Al Masirah yang dikelola kelompok Houthi seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (1/1). Sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
"Lebih dari delapan serangan yang telah dilakukan," kata Mohammed Al Attab dari Al Jazeera, melaporkan dari Sana'a.
Sekjen PBB António Guterres turut mengutuk serangan yang terjadi setelah pesawat yang membawa anggota kabinet yang didukung Arab Saudi mendarat.
Beberapa jam setelah serangan itu, ledakan kedua terdengar di sekitar istana kepresidenan Maasheq Aden. Sementara itu para anggota kabinet termasuk Perdana Menteri Yaman Maeen Abdulmalik serta duta besar Arab Saudi untuk Yaman, Mohammed Said al-Jaber, telah dibawa ke tempat yang aman.
Dua anggota staf Komite Palang Merah Internasional (ICRC) juga tewas dalam serangan itu dan satu orang lainnya hilang, menurut ICRC dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Perdana Menteri Abdulmalik mengatakan semua anggota kabinet "baik-baik saja". Dia menyebut serangan itu sebagai tindakan "berbahaya" dan "pengecut". Houthi, yang bersekutu dengan Iran, membantah bahwa mereka berada di balik serangan itu.
Koalisi pimpinan Arab Saudi kemudian mengatakan telah menjatuhkan pesawat tak berawak Houthi yang sarat bahan peledak karena menargetkan istana presiden.
Kabinet persatuan baru yang didukung oleh Riyadh bertujuan untuk menyatukan pemerintah yang didukung secara internasional atas kolaborasi Presiden Abd-RabbuMansour Hadi dengan Separatis Selatan (Dewan Transisi Selatan atau STC), yang didukung oleh UEA.
Kedua kelompok tersebut adalah faksi utama Yaman dalam aliansi yang berbasis di selatan dan didukung Arab Saudi. Meeka memerangi Houthi, kelompok pemberontak yang mengendalikan wilayah utara, termasuk ibu kota, Sanaa.
Kota pelabuhan Aden telah terperosok dalam kekerasan karena keretakan antara separatis yang didukung UEA dan pemerintah Hadi.
STC, yang mengupayakan kemerdekaan untuk Yaman Selatan, mendeklarasikan pemerintahan sendiri di Aden pada bulan April sehingga memicu bentrokan dan mempersulit upaya Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membentuk gencatan senjata permanen dalam keseluruhan konflik.
Sedangkan koalisi yang dipimpin Arab Saudi mengumumkan kabinet pembagian kekuasaan baru bulan ini setelah lebih dari satu tahun mediasi Arab Saudi yang intens antara pemerintah dan separatis.