Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UNESCO Tetapkan Teknik Arsitektur Kayu Jepang jadi Warisan Budaya Tak Benda

Komite Antarpemerintah bagi Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda membahas proposal Jepang dan mencapai keputusan tersebut dalam sebuah pertemuan panel daring pada Kamis (17/12/2020).
Gedung Unesco
Gedung Unesco

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization/Unesco) telah memasukkan penggunaan teknik tradisional Jepang pada arsitektur kayu ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda.

Melansir NHK pada Jumat (18/12/2020), Komite Antarpemerintah bagi Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda membahas proposal Jepang dan mencapai keputusan tersebut dalam sebuah pertemuan panel daring pada Kamis (17/12/2020).

Keterampilan membangun itu terdiri dari teknik yang telah menerima penghargaan sebanyak 17 kali, yang mencakup keterampilan krusial untuk memulihkan struktur-struktur kebudayaan tradisional penting.

Termasuk diantaranya adalah pembuatan atap dari jerami bagi bangunan tradisional, pengecatan pernis “urushi” yang memberikan kilauan dan warna yang khas pada kayu, memberikan lapisan plester “sakan” untuk menyelesaikan dinding dengan lapisan dari lumpur atau plester, dan menganyam tikar tatami.

Seluruh teknik ini diwariskan turun temurun dan dikembangkan sejak zaman dahulu. Teknik tersebut menggunakan bahan alami seperti kayu, tumbuh-tumbuhan, dan tanah untuk membangun dan mempertahankan struktur bangunan yang tahan gempa dan badai.

Contoh bangunan yang menggunakan teknik arsitektur tersebut adalah Horyuji, kuil Buddha di prefektur barat Nara yang lebih dulu telah masuk daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1993 bersama Hokkiji.

Tidak hanya teknik tradisional Jepang pada arsitektur kayu, pada kesempatan yang sama UNESCO juga ikut menetapkan pantun sebagai warisan budaya tak benda. Nominasi Pantun diajukan secara bersama Indonesia dan Malaysia, dan bagi Indonesia ini menjadi tradisi budaya ke-11 yang diakui UNESCO.

Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Surya Rosa Putra, menerangkan bahwa UNESCO menilai Pantun memiliki arti penting bagi masyarakat Melayu. Pantun bukan hanya alat komunikasi sosial namun juga kaya akan nilai-nilai yang mejadi panduan moral. Pesan yang disampaikan melalui Pantun umumnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antar manusia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rezha Hadyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper