Bisnis.com, JAKARTA - Airin Rachmi Diany saat ini hampir memasuki periode akhir jabatannya sebagai Wali Kota Tangerang Selatan setelah dua periode menjabat yaitu pada 2011-2016 dan 2016-2021.
Selama menjabat sebagai Wali Kota yang notabenenya adalah penyelenggara negara Airin harus menyetorkan Laporan Harta Kekayaan Penyelengggara Negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) secara periodik.
Namun, selama dua periode menjabat sebagai Wali Kota Tangsel, harta kekayaan istri Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, adik dari mantan Gubernur Banten Ratu Atu Chosiyah ini justru mengalami penurunan.
Berdasarkan data dari laman elhkpn.kpk.go.id, harta Airin tercatat terus mengalami penurunan. Pada 2010, harta Airin diketahui menyentuh angka lebih dari Rp100 miliar.
Berdasarkan data LHKPN Airin yang diserahkan pada Agustus 2010, dia tercatat memiliki harta kekayaan senilai Rp103.944.292.62.
Dia tercatat memiliki 102 bidang tanah dan bangunan senilai Rp59.810.040.450 yang tersebar di Tangerang hingga Jakarta.
Baca Juga
Airin juga tercatat memiliki sederetan mobil mewah seperti Mini Cooper, Porsche, Mercedez Benz, Range Rover Sport, hingga Lamborgini dengan nilai total Rp22.102.210.000.
Dia juga memiliki harta bergerak lainnya yang nilainya mencapai Rp9.250.000.000. Selain itu, mantan kontestan Putri Indonesia ini juga tercatat memiliki surat berharga senilai Rp2.070.000.000, serta giro dan setara kas senilai Rp 10.712.042.178.
Kekayaan Turun Jadi Rp84 Miliar
Pada September 2015 Airin kembali menyetorkan LHKPN ke KPK. Kali ini total kekayaannya turun menjadi Rp84.005.292.628. Dari tanah yang dimilikinya dia masih tercatat memiliki 102 bidang tanah senilai RpRp59.810.040.450.
Namun terdapat perbedaan signifikan dari alat transportasi dan mesin milik Airin yang turun dari Rp22.102.210.000 menjadi hanya Rp 2.150.010.000. Pada 2015, Airin hanya tercatat memiliki Range Rover Sport dan Motor merek Honda Beat.
Sementara itu untuk harta bergerak lainnya jumlahnya mencapai Rp9.250.000.000. Kemudian surat berharga senilai Rp2.070.000.000, serta giro dan setara kas senilai Rp 10.712.042.178.
Merosot Jadi Rp24 Miliar
Hanya berselang tiga tahun, harta kekayaan Airin tercatat menurun drastis. Berdasarkan LHKPN yang disetorkan Airin ke KPK pada 2018 kekayaannya merosot menjadi Rp24.460.195.943.
Terdapat pengurangan signifikan terkait tanah dan bangunan. Pada 2018 tercatat dia memiliki 68 tanah dan bangunan dengan nilai total Rp21.110.195.943. Tanah dan bangunan miliknya ini tersebar di beberapa lokasi seperti di Serang, Bogor, Tangerang Selatan, Pandeglang hingga Jakarta.
Jika pada LHKPN 2015 Airin tercatat masih memiliki Range Rover Sport dan Motor merek Honda Beat, maka pada LHKPN 2018 ini dia tercatat tidak memiliki alat transportasi dan mesin baik mobil maupun motor.
Dia tercatat memiliki harta bergerak lainnya sejumlah Rp1.500.000.000 dan surat berharga Rp1.850.000.000. Masih berdasarkan data LHKPN, Airin tidak memiliki kas dan setara kas, serta utang.
Kasus Suami
Sementara itu, Wawan yang merupakan suami Airin ini diketahui terjerat kasus korupsi. Wawan ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam OTT pada Oktober 2013.
Majelis Hakim Tindak Pidana Korupsi Jakarta menjatuhkan vonis pidana 4 tahun penjara kepada Wawan. Selain itu, dia juga dijatuhi hukuman denda Rp200 juta subsider 6 bulan kurungan.
Wawan melakukan korupsi yang merugikan keuangan negara sebesar Rp94,317 miliar. Dia terbukti bersama-sama dengan kakaknya, mantan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah melakukan korupsi pengadaan alat kedokteran RS Rujukan Banten pada APBD TA 2012 dan APBD-Perubahan 2012 yang merugikan keuangan negara sebesar Rp79,789 miliar.
Selain kasus Alkes Wawan juga terseret kasus pencucian uang. KPK sendiri sempat menyita sejumlah aset milik Wawan.
Adapun, aset yang disita itu adalah uang tunai sebesar Rp65 miliar, 68 unit kendaraan roda dua dan roda empat atau lebih, serta 175 unit rumah/apartemen/bidang tanah terdiri dari 7 unit apartemen di Jakarta dan sekitarnya, 4 unit tanah dan bangunan di Jakarta, 8 unit tanah dan bangunan di Tangerang Selatan dan Kota Tangerang.
Kemudian, 1 unit tanah dan bangunan di Bekasi, 3 unit tanah di Lebak; 15 unit tanah dan peralatan AMP di Pandeglang; 111 unit tanah dan usaha SPBU di Serang; 5 unit tanah dan usaha SPBE di Bandung; 19 unit tanah dan bangunan di Bali; 1 unit apartemen di Melbourne, Australia; dan 1 unit rumah di Perth, Australia.