Bisnis.com, JAKARTA – Melihat banyaknya pengikut pendiri Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab, terutama saat kedatangannya bulan lalu, posisinya di dunia politik makin kuat.
Namun, apakah dia bisa sebagai ‘king maker’ pada pesta demokrasi Pilpres 2024 mendatang?
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menilai meskipun Rizieq punya massa yang banyak, namun dibandingkan dengan penduduk keseluruhan Indonesia masih kalah besar.
“Orang Indonesia ini 270 juta, yang pemilih 190 juta. Berapa banyak sih yang bisa dipengaruhi Rizieq? Tidak banyak, bahwa dia militan iya, bisa berkumpul iya. Tapi, silent majority itu lebih banyak. Mereka yang menentukan, tidak pakai kumpulan massa di jalan yang menentukan siapa yang menang,” kata JK dalam Special Interview dengan Claudius Boekan.
Menurutnya, yang menentukan kemenangan dalam pesta demokrasi adalah tetap siapa yang berprestasi.
“ Siapa yang melihat masa depan, dan partai-partai yang menentukan,” ujar JK.
“Walaupun ada yang didukung Rizieq, tapi partainya tidak ada yang dukung, mau apa? Ini juga berbeda apa yang dilihat hari ini dan negara empat tahun ke depan,” ujarnya.
JK juga menilai kerumunan Rizieq hanya berjalan temporer saja, tak sampai mempengaruhi Pemilu 2024. Pasalnya, politik menjelang Pilpres 2024 banyak persoalan.
“Pertama, partai apa yang mendukung, siapa yang mendukung, ada dukungan dari masyarakat atau tidak, siapa pasangannya. Masih jauh, soal dukungan massa, ya terakhir. Kalau HRS mendukung orang yang sependapat, ya pasti siapa pun juga begitu, kelompok masyarakat juga begitu. Hal yang biasa dalam politik,” jelas JK.
JK memberi contoh di Amerika Serikat, misalnya, kalau ada Republikan jelas akan dukung Trump, kalau sepemikiran dengan Demokrat akan dukung Biden.
“Amerika tengah, kelompok petani dan usaha lainnya, pasti dukungnya Trump. Pemilu memang gitu, mesti ada kelompok yang memihak,” pungkas JK.