Bisnis.com, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mendorong kolaborasi riset secara global, khususnya dengan para peneliti Belanda. Saat ini para peneliti LIPI telah menjalin kerja sama dan kolaborasi di bidang hayati dan teknik (IT dan elektro) dengan para peneliti di Belanda.
Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengatakan ke depanya, LIPI akan memperkuat kolaborasi dengan Belanda yang berfokus pada big data.”Hal ini terkait mulai dilaksanakannya program RIN (Repositori Ilmiah Nasional),” ujarnya dalam konferensi pers, Kamis (19/11/2020).
Untuk lebih memperkuat kolaborasi dalam penelitian dan pendidikan antara Indonesia dan Belanda, maka LIPI bekerjasama dengan Kedutaan Belanda, Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI), Nederlandse Organisatie voor Wetenschappelijk Onderzoek (NWO) dan Nuffic Neso menggelar Pekan Kerjasama Pendidikan dan Riset Indonesia Belanda atau Week of Indonesia-Netherlands Education and Research (WINNER) pada 24 hingga 26 November 2020.
Acara yang pertama kalinya diselenggarakan ini mengambil tema “Achieving the SDGs: from Knowledge to Practice” menghadirkan 152 narasumber yang terdiri dari menteri, professor, dosen dan peneliti dari kedua negara akan turut berpartisipasi.
WINNER disemarakkan dengan seminar, talkshow, workshop dan networking secara digital. Akan dibuka secara resmi oleh Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/ Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro serta Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Ingrid Katharina van Engelenhoven.
Sementara itu, Direktur Komunikasi ALMI Inaya Rakhmani mengatakan bahwa para ilmuwan ALMI memainkan peran aktif dalam memperkaya diskusi panel mengenai biodiversitas dan perubahan iklim. ALMI turut mempertemukan ilmuwan, pembuat kebijakan nasional dan lokal, pengusaha sosial, organisasi masyarakat sipil, hingga jurnalis sains.
Baca Juga
“Kami akan berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang bagaimana sains menjadi landasan dalam proses pembuatan kebijakan, advokasi dan inovasi, serta bagaimana sains dikomunikasikan ke public dalam talk show mengenai perubahan iklim,” terangnya.