Bisnis.com, JAKARTA - Taiwan sukses memutus penularan lokal virus Covid-19 selama 210 hari. Hingga minggu ini, atau lebih dari 210 hari, tidak ada linfeksi akibat transmisi lokal di Taiwan.
Dari angka tersebut, 55 di antaranya adalah infeksi lokal, kurang dari 50 orang dirawat di rumah sakit atau dirawat di ruang isolasi, dan hanya 7 orang yang meninggal.
Dalam rilis yang diterima Bisnis dari Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO), Rabu (18/11/2020), capaian tersebut didapatkan karena respons cepat pemerintah dan transparansi informasi.
“Pemerintah Taiwan selalu memberikan informasi yang terbuka dan transparan, dan mengumumkan situasi pandemi terbaru dan sumber dari setiap kasus, kontak dan proses tindak lanjut, pemerintah mendapatkan kepercayaan dari rakyatnya,” tulis TETO dalam rilisnya.
Ketua International Republican Institute (IRI) Daniel Twining pernah menyatakan bagaimana kinerja penanganan pandemi di Taiwan.
Pulau Formosa - julukan untuk Taiwan - sukses menekan jumlah kematian, dampak ekonomi, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan lainnya, dengan tetap menjaga kehidupan demokrasi.
Baca Juga
Penerapan sistem demokrasi di Taiwan juga dinilai sangat baik karena pemerintah mampu merespons aspirasi masyarakat.
“Pemerintah mau belajar dari aksi protes daripada menekan protes, sehingga bisa menumbuhkan rasa percaya dari masyarakat,” ujar Twining.
Selain itu, masyarakat Taiwan memiliki semangat untuk saling membantu. Mereka memahami bahwa ketika penyakit menular sedang mewabah, menolong sesama manusia adalah membantu diri sendiri juga.
Tanpa paksaan pemerintah, sambung Twining, masyarakat menunjukkan tingkat pemahaman demokrasi yang tinggi dan memiliki semangat gotong royong, serta dengan sukarela mematuhi berbagai langkah pencegahan pandemi dengan sering mencuci tangan, memakai masker dan mengurangi pertemuan.
Tingkat pemahaman demokrasi yang tinggi dari rakyat dan kebijakan yang benar dari pemerintah, sukses membuat Taiwan bebas penularan melalui transmisi lokal selama 210 hari.
Selain sistem demokrasi dan semangat gotong royong, teknologi informasi menjadi kunci penentu keberhasilan pencegahan pandemi Taiwan.
Markas Komando Pandemi Pusat Taiwan menggunakan gawai untuk melacak seluruh penumpang yang masuk ke Taiwan, dan secara ketat memberlakukan tindakan karantina 14 hari.
Kolaborasi aktif antara pemerintah dan masyarakat dalam menekan angka penularan membuat Taiwan tidak pernah menerapkan kebijakan penutupan kota (lockdown).
Kinerja sukses ini menjadikan negara di pulau di Samudra Pasifik tersebut sebagai percontohan yang sukses menangani pandemi dengan cepat sambil tetap melindungi kepentingan warganya. Hal itu diakui oleh Journal of American Medical Association.