Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Minta Kadin Dampingi 2 Juta Petani Swadaya Hingga 2023

Jokowi meyakini Kadin mampu mencapai target pendampingan 2 juta petani swadaya dan berharap model bisnis kolaboratif yang inklusif bisa mendongkrak sektor pangan.
Presiden Joko Widodo membuka rapat terbatas mengenai Percepatan Penyerapan Garam Rakyat di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/10 - 2020) / Youtube Setpres.
Presiden Joko Widodo membuka rapat terbatas mengenai Percepatan Penyerapan Garam Rakyat di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (5/10 - 2020) / Youtube Setpres.

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendukung inisiatif kolaborasi produktif di sektor pangan dalam menghadapi krisis pangan akibat pandemi Covid-19 sekaligus menangkap peluang pasar yang lebih besar.

“Saya minta Kadin untuk memberikan pendampingan pada satu juta petani swadaya. Saya mendengar di awal tahun 2020 sudah dilakukan dan saya menunggu komitmen pendampingan dua juta petani swadaya pada tahun 2023,” kata Jokowi dalam acara Food Security Summit 5, dikutip dari YouTube Katadata Indonesia, Rabu (18/11/2020).

Lebih lanjut, Kepala Negara meyakini Kadin mampu mencapai target tersebut dan berharap model bisnis kolaboratif yang inklusif bisa mendongkrak sektor pangan sebagai kekuatan ekonomi baru yang membuka banyak lapangan pekerjaan.

Menurutnya, hal tersebut harus dilakukan karena potensi krisis pangan yang terjadi akibat pandemi Covid-19 juga harus dimaknai sebagai peluang pengembangan pasar bagi sektor pangan.

“Situasi ini membuka peluang yang menjanjikan bagi sektor pangan. Kebutuhannya sangat besar, pasarnya sangat besar dan akan terus tumbuh,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi juga menyatakan bahwa pengembangan sektor pangan membutuhkan cara-cara yang inovatif yakni yang meningkatkan efisiensi proses produksi, kualitas, dan memperbaiki daya dukung lingkungan, serta mensejahterakan para petani.

“Kita harus melompat dengan cara-cara baru, dengan skala produksi yang lebih besar, dengan peran sentral korporasi petani, mengedepankan nilai tambah di tahap on farm maupun off farm dan berbasis teknologi modern yang lebih efisien dan lebih produktif,” ujarnya.

Menurutnya, hal tersebut harus dilakukan karena pandemi Covid-19 yang berpotensi menimbulkan krisis pangan, juga sekaligus akan menciptakan peluang bagi sektor pangan untuk bisa berkembang lebih jauh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper