Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebelum Kekuasaannya Berakhir, Trump Akan Tarik Pasukan dari Irak dan Afghanistan

Pentagon telah mengeluarkan "perintah peringatan" kepada para komandan untuk mulai merencanakan pengurangan jumlah pasukan di Irak dan Afghanistan.
Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Istimewa
Calon Presiden Amerika Serikat Donald Trump./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pejabat militer Amerika Serikat menyatakan bahwa Presiden Donald Trump memerintahkan penarikan lebih lanjut pasukan dari Afghanistan dan Irak.

CNN melaporkan bahwa Pentagon telah mengeluarkan "perintah peringatan" kepada para komandan untuk mulai merencanakan pengurangan jumlah pasukan di Afghanistan menjadi 2.500 pada 15 Januari.

Saat ini ada sekitar 4.500 tentara AS di Afghanistan dan 3.000 tentara di Irak. Untuk Irak diperkirakan akan terjadi penarikan menjadi 2.500 orang, menurut laporan CNN.com seperti dikutip, Selasa (17/11/2020).

Seorang pejabat NATO juga mengutip ekspektasi penurunan 1.500 hingga 2.000 pasukan di Afghanistan.

Sebelumnya, Trump memecat Menteri Pertahanan Mark Esper dan menunjuk pejabat tinggi Pentagon lainnya pada pekan lalu. Trump memecat Esper karena dinilai lambat dalam menangani prioritas yang telah ditetapkannya di Departemen Pertahanan.

Esper dinilai tidak becus menangani pengurangan pasukan AS di Afghanistan yang telah berlangsung selama 19 tahun. Liburan Natal di bulan Desember mendatang merupakan target ambisius yang disambut baik oleh penentang perang terlama di negara itu.

Pada tanggal 7 Oktober, Trump mengatakan di Twitter, "Kita harus memiliki sedikit sisa prajurit pria dan wanita di Afghanistan sebelum Natal!"

Namun, seorang senator senior Republik memperingatkan bahwa penarikan cepat pasukan dari Afghanistan dapat merugikan sekutu AS dan membantu musuh-musuhnya.

“Tidak ada orang Amerika yang tidak ingin perang di Afghanistan melawan teroris dan pendukung mereka. Penarikan cepat pasukan AS dari Afghanistan sekarang akan merugikan sekutu dan mereka yang ingin kami celaka,” kata Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell dalam pidato di Senat tanpa secara langsung mengkritik Trump.

Pejabat AS dan Afghanistan memperingatkan tingkat kekerasan yang meresahkan oleh pejuang Taliban dan hubungan Taliban yang terus-menerus dengan al-Qaeda.

Hubungan itulah yang memicu intervensi militer AS pada 2001 setelah serangan 9/11, yang dilakukan al-Qaeda. Puluhan ribu warga Afghanistan dan ribuan tentara Amerika Serikat serta sekutu, tewas dalam konflik di Afghanistan sejak itu.

Beberapa pejabat militer AS, mengutip prioritas kontraterorisme di Afghanistan, secara pribadi mendesak Trump agar tidak menghabiskan pasukan di sana, tapi mempertahankan jumlah pasukan sekitar 4.500 orang untuk saat ini.

Akan tetapi, Gedung Putih tidak segera mengomentari laporan media tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper