Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi keagamaan Muhammadiyah merayakan milad ke-108 pada 18 Oktober 2020.
Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyebutkan perjalanan panjang organisasi pemikir ini menjadi barisan terdepan, termasuk dalam menangani pandemi Covid-19.
"@muhammadiyah sejak awal sudah berjuang bahkan berjihad menanggulangi Covid-19, melalui @mucovid19, menerbitkan fatwa, dan berbagai layanan sosial untuk masyarakat yang terdampak," kaya Mu'ti dalam akun Twitternya, Minggu (15/11/2020).
Menurutnya, bentuk dukungan itu termasuk menunda penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke-48, yang seharusnya dijadwalkan di Jawa Tengah. Seperti diketahui, Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah selain membahas agenda pokok organisasi juga melakukan pemilihan ketua dan pergantian pengurus.
Akibat Covid-19, Muhammadiyah menunda Muktamar, menyelenggarakan pendidikan secara daring serta kehilangan dokter, perawat, dan tokoh Persyarikatan.#TerimakasihMuhammadiyah#Milad108
— Abdul Mu'ti (@Abe_Mukti) November 15, 2020
Mu'ti juga menyebutkan guna menangani pandemi, sekolah-sekolah Muhammadiyah seperti juga lembaga pendidikan lain menyelenggarakan sekolah secara daring.
Rumah sakit-rumah sakit di bawah organisasi Muhammadiyah juga kehilangan dokter dan perawatan serta para pengurus akibat pandemi.
"Demikian juga berbagai elemen masyarakat lain. Banyak hal yang sudah 'dikorbankan' demi membantu pemerintah mengatasi Covid-19," katanya.
Untuk itu, agar pengorbanan berbagai elemen bangsa ini tidak sia-sia, Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah itu pemerintah menindak semua elit politik maupun agama yang terbukti melanggar protokol kesehatan.
"Jangan sampai karena kepentingan sesaat kita korbankan masyarakat. Hukum harus adil dan tegas kepada semua lapisan masyarakat, jangan tajam ke bawah tapi tumpul ke atas," katanya.