Bisnis.com, JAKARTA - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz menyerukan komunitas internasional mengakui bahayanya peran Iran dalam mendukung terorisme, ekstremisme dan sektariansme.
Pernyataan itu dikeluarkan Raja Salman tidak lama setelah sebuah bom meledak di wilayah Jeddah, Arab Saudi pada Rabu (11/11/2020) waktu setempat.
Saat kejadian tersebut, sejumlah diplomat Eropa tengah menggelar upacara peringatan Perang Dunia I. Bom tersebut diduga berasal dari Kelompok Houthi Yaman.
Pasalnya, pada hari yang sama, Arab Saudi juga mengumumkan telah menghancurkan dua drone bermuatan bahan peledak yang dikendalikan kelompok tersebut. Houthi diketahui juga memiliki hubungan dengan Iran.
"Kerajaan menegaskan bahaya proyek regional oleh rezim Iran dan kami menolak campur tangannya dalam urusan internal dan dukungannya untuk terorisme, ekstremisme dan sektarianisme,” kata Raja Salman dikutip dari Al Arabiya, Kamis (12/11/2020).
Raja Salman secara terang-terangan mengutuk serangan lanjutan milisi Houthi yang didukung Iran. Pasalnya, serangan itu melanggar hukum internasional dengan meluncurkan drone dan roket yang diarahkan ke Arab Saudi.
Dia juga mendukung rakyat Yaman untuk merebut kembali kemerdekaan dan kedaulatan negara itu dari kelompok Houthi.
Di sisi lain, ledakan di Jeddah kemarin disinyalir berhubungan dengan pemuatan kartun Nabi Muhammad pada majalah satir Prancis Charlie Hebdo. Pada peringatan tersebut, perwakilan Prancis turut hadir di lokasi kejadian.
Presiden Macron juga sempat memberi komentar keras terhadap ledakan yang terjadi di Arab Saudi. Dia menyebut, beberapa konsulat menjadi sasaran serangan tersebut.