Bisnis.com, JAKARTA - Saham Berkshire Hathaway, perusahaan milik Warren Buffett, melonjak hingga 7 persen pada perdagangan hari Senin (9/10/2020).
Hal ini juga dipicu oleh sentimen pasar yang ikut mengoleksi saham Berkshire. Reli saham, yang menambahkan sebanyak US$35 miliar ke kapitalisasi pasar Berkshire, juga mencerminkan berita bahwa vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech melindungi lebih dari 90 persen peserta dalam uji coba tahap akhir.
Para pembeli saham Berkshire kemungkinan bertaruh vaksin tersebut akan mempercepat pemulihan ekonomi global dan merevitalisasi permintaan untuk bisnis Buffet yang termasuk, See's Candies, Geico, Duracell, rel kereta api Burlington Northern, dan Precision Castparts.
Kedua kelas saham Berkshire, saham "A" dan "B," naik sebanyak 7 persen pada hari Senin lalu. Setiap saham A bernilai setara dengan 1.500 saham B.
Melonjaknya permintaan saham Berkshire kemungkinan merupakan respon dari belanja perusahaan yang lebih agresif pada kuartal ketiga.
Buffett dan timnya menghasilkan US$4,8 miliar dari pembelian saham bersih pada periode tersebut, setelah menjual saham bersih sebesar US$12,8 miliar pada kuartal kedua.
Baca Juga
Mereka juga membeli kembali saham Berkshire senilai US$9 miliar dan tampaknya telah membeli kembali senilai lebih dari US$18 miliar tahun ini.
Investor mungkin sangat bersemangat melihat penyebaran tumpukan uang tunai Berkshire yang sangat besar karena Buffett sangat berhati-hati selama beberapa bulan saat dia menavigasi asetnya di tengah pandemi.
Misalnya, Buffet dan timnya keluar dari posisi empat besar maskapai penerbangan AS dan memangkas kepemilikan keuangannya pada kuartal kedua.
Namun, setelah mereka lebih memahami ancaman dari pandemi, mereka mengumumkan investasi senilai US$19 miliar pada kuartal ketiga.
Manuver Buffet memang paling dinanti pasar selama pandemi ini. Pfizer dan mitra Jerman BioNTech mengatakan mereka belum menemukan masalah keamanan yang serius dan diperkirakan akan mengupayakan otorisasi penggunaan darurat AS bulan ini.
Kemungkinan, keduanya akan memperoleh keputusan pada bulan Desember. Ini akan menjadi sebuah pengumuman yang memicu harapan di seluruh dunia.
Kedua perusahaan memperkirakan mereka dapat meluncurkan hingga 50 juta dosis tahun ini, cukup untuk melindungi 25 juta orang dan kemudian memproduksi hingga 1,3 miliar dosis pada tahun 2021, jika disetujui.