Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Erdogan Pecat Gubernur Bank Sentral, Giliran Menkeu Turki Mundur

Menkeu Berat Albayrak mengatakan kesehatan menjadi alasannya mundur dari jabatan menteri keuangan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tunjuk menantunya Berat Albayrak sebagai Menteri Keuangan Turki, Ankara Turki, 9 Juli 2018./Reuters
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tunjuk menantunya Berat Albayrak sebagai Menteri Keuangan Turki, Ankara Turki, 9 Juli 2018./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Turki, Berat Albayrak dilaporkan mengundurkan diri karena alasan kesehatan di tengah ketegangan hubungan negara itu dengan Prancis.

Menkeu Berat Albayrak mengatakan kesehatan menjadi alasannya mundur dari jabatan menteri keuangan sebagaimana dia tulis dalam laman resmi Instagram miliknya.

"Setelah menjabat di posisi kementerian selama hampir lima tahun, saya mengambil keputusan untuk tidak melanjutkan tugas saya (sebagai menteri keuangan) karena masalah kesehatan," kata Albayrak seperti dikutip ArabNews.com, Senin (9/11/2020).

Dia akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarganya yang dia katakan telah "terabaikan", menurut pernyataan itu.

Albayrak menikah dengan putri sulung Erdogan, Esra, dan menjadi menteri keuangan sejak 2018. Dia pernah menjadi menteri energi antara tahun 2015 dan 2018.

Apakah pengunduran diri itu akan diterima masih belum diketahui.

Ketika Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengundurkan diri awal tahun ini, Erdogan menolak menerimanya dan Soylu tetap di posnya hari ini.

Pengunduran diri Albayrak terjadi sehari setelah Erdogan memecat gubernur bank sentral setelah nilai tukar lira Turki kehilangan 30 persen terhadap dolar AS sejak awal tahun.

Gubernur bank sentral yang baru adalah mantan Menteri Keuangan Naci Agbal. Dia  menggantikan Murat Uysal yang baru menjabat selama 16 bulan.

Seperti yang diketahui, hubungan Turki sedang memanas dengan Prancis. Belakangan, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan dunia memboikot produk Prancis setelah Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut Islam sebagai negara dalam krisis.

Hubungan Turki dan Prancis kian merenggang, khususnya terkait konflik Suriah-Libya dan perebutan gas alam di Mediterania. Isu sekuler yang belakangan ramai di Prancis mengenai Islam juga menjadi topik yang gencar dikritik Turki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper