Bisnis.com, JAKARTA - Joe Biden, Calon presiden dari Partai Demokrat, punya peluang yang sangat besar untuk menduduki kursi kepresidenan Amerika Serikat dalam Pilpres AS 2020. Dia hingga saat ini tercatat masih unggul atas pesaingnya, Donald Trump, petahana yang diusung Partai Republik.
Berdasarkan penghitungan sementara Pilpres AS, hingga kini calon presiden Joe Biden meraup 264 suara elektoral atau electoral college, sementara Trump 214 suara elektoral. Calon presiden akan memenangi Pilpres AS bila mampu mencapai 270 suara elektoral.
Biden pun percaya diri akan memenangkan Pemilu AS 2020. Hal ini dia sampaikan menanggapi penghitungan suara sementara yang menunjukkan keunggulannya atas calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump.
“Angka-angka itu memberi tahu kami, ini cerita yang jelas dan meyakinkan. Kami akan memenangkan pertarungan ini,” kata Biden, seperti dilansir Tempo.co, Sabtu (7/11/2020).
Biden bahkan menuturkan bahwa dia bersama pasangannya dalam Pilpres AS 2020, Kamala Harris, sudah siap untuk duduk di Gedung Putih.
Dengan hasil perhitungan sementara, Biden hanya butuh 6 suara tambahan untuk mencapai ambang batas 270 suara elektoral dan memenangkan pilpres AS. Jumlah ini bisa, Biden dapatkan hanya dengan memenagkan negara bagian Nevada yang memiliki 6 suara elektoral.
Baca Juga
Hingga siang ini, seperti dikutip dari NYTimes, Sabtu (7/11/2020) pukul 10.45 WIB, Joe Biden masih memipin perolehan suara di negara bagian Nevada dengan capaian 49,8 persen dibandingkan Trump dengan 48 persen. Penghitungan suara di negara bagian itu sudah mencapai kisaran 93 persen.
Di samping itu, Biden juga berpeluang meraih kemenangan di negara bagian Pennsylvania yang memiliki 20 suara elektoral. Hingga siang ini, jumlah surat suara Pemilu AS yang dihitung di negara bagian tersebut telah mencapai 96 persen dengan keunggulan Biden.
Sementara itu, Trump melawan dan mengatakan akan mengajukan gugatan sengketa pemilu ke pengadilan. Trump sempat mengklaim memenangi Pemlu AS dan meminta penghitungan suara dihentikan karena merasa dicurangi.
Perjalanan Panjang Joe Biden
Berdasarkan catatan Bisnis yang dirangkum dari berbagai sumber, Joe Biden sempat bekerja sebagai pengacara sebelum beralih ke politik. Setelah lulus dari sekolah hukum pada 1968, Biden pindah ke Wilmington, Delaware, untuk mulai berpraktik di sebuah firma hukum.
Dia juga menjadi anggota aktif dari Partai Demokrat dan pada 1970 dan terpilih menjadi anggota New Castle County Council. Saat menjabat sebagai anggota dewan, pada 1971, Biden memulai firma hukumnya sendiri.
Pada 1972, Partai Demokrat Delaware mendorong Biden yang berusia 29 tahun untuk mencalonkan diri melawan petahana dari Partai Republik yang populer, J. Caleb Boggs untuk Senat Amerika Serikat. Dia menjadi senator AS termuda kelima dalam sejarah serta senator terlama di Delaware.
Pada 2008, calon presiden dari Partai Demokrat Barack Obama memilihnya sebagai pasangannya, kendati Biden pada masa kampanye tidak pernah mendapatkan momentum.
Sukses pada periode pertama, Biden lanjut untuk melayani warganya pada periode sebagai wakil presiden ke-47 Amerika Serikat.
Pada 2017, di akhir masa pemerintahannya, Obama menghadiahkan Biden Presidential Medal of Freedom. Dua tahun kemudian Biden meluncurkan kampanyenya untuk presiden AS dan merupakan calon presiden dari Partai Demokrat pada 2020.
Adapun, Biden memiliki tiga orang anak: Joseph Biden III (lahir 1969), Hunter Biden (lahir 1970) dan Naomi Biden (lahir1971). “Semuanya terjadi lebih cepat dari yang saya harapkan,” kata Biden tentang kehidupannya saat itu.