Bisnis.com, JAKARTA - Pertarungan Pilpres AS 2020 antara Donald Trump dan Joe Biden adalah salah satu pemilihan paling berpengaruh dan ketat dalam sejarah pemilu Amerika Serikat.
Keduanya membutuhkan 270 suara elektorat untuk menuju Gedung Putih. Namun, meski potensi imbang 269-269 antara Trump dan Biden tidak mungkin, perlu diketahui apa yang dilakukan jika skenario imbang itu benar-benar terjadi.
Jika tidak ada calon presiden yang mendapat 270 suara dari electoral college, konstitusi mewajibkan DPR memilih presiden, menurut The Sun, Rabu (4/11/2020). Senat kemudian akan memilih wakil presiden.
Meski Demokrat diprediksi memimpin Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), bukan berarti Joe Biden otomatis menang. Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan DPR siap untuk menghadapi kemungkinan imbang.
"Tapi jangan khawatir tentang itu sekarang. Apa yang kami ingin siapkan adalah pemungutan suara besar besok untuk menghilangkan pemikiran apa pun selain itu, pada 20 Januari, Joe Biden akan dilantik sebagai presiden Amerika Serikat, bahwa kami akan memiliki Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat yang dipimpin Demokrat," kata Pelosi kepada NPR sebelum 3 November.
Kasus imbang ini pernah terjadi ketika Thomas Jefferson akhirnya menang dari Aaron Burr pada tahun 1800. Hasil pemilu antara Jefferson dan Burr berakhir imbang 73-73 sebelum DPR memberikan kemenangan kepada Jefferson.
"Jika tidak ada calon yang memperoleh mayoritas dari 538 suara elektorat, pemilihan Presiden diputuskan di DPR, dengan masing-masing delegasi negara bagian memiliki satu suara. Mayoritas negara bagian (26) dibutuhkan untuk menang. Senator akan memilih wakil presiden, dengan setiap Senator memiliki hak suara. Mayoritas Senator (51) dibutuhkan untuk menang," kata situs web 270towin yang memantau pemilu AS.
Delegasi DPR AS negara bagian dapat memberikan suara mereka untuk presiden dari antara tiga kandidat yang menerima suara elektorat terbanyak, sementara Senator dibatasi pada dua kandidat teratas dalam pemungutan suara mereka untuk Wakil Presiden.
Skenario 269-269
Namun, penting untuk dicatat bahwa imbang pada malam pemilihan tidak berarti bahwa hasilnya imbang. Para delegasi elektorat (electors) bertemu pada 14 Desember 2020 untuk memberikan suara mereka. Hanya sekitar setengah negara bagian yang memiliki undang-undang yang mewajibkan delegasi elektorat mereka untuk memilih pemenang suara terbanyak. Ada kemungkinan seorang delegasi elektorat dapat memberikan suaranya untuk orang lain.
Dalam skenario 269-269, selama suara yang berubah haluan itu bukan untuk kandidat utama lainnya dalam pemilihan, ini tidak akan menjadi masalah. Kedua kandidat masih akan kekurangan 270 yang disyaratkan.
Namun, bayangkan skenario di mana seorang delegasi elektorat di satu negara bagian mengalihkan suara mereka ke kandidat lain jika imbang, maka suara akan menjadi 270 banding 268.
Kemungkinan besar, pemilihan imbang masih tetap belum jelas setelah para delegasi elektorat memberikan suara. Kongres bertemu dalam sesi gabungan pada 6 Januari 2021 untuk menghitung suara elektorat.
Jika tidak ada kandidat yang mencapai 270 suara elektorat atau electoral college, maka DPR dan Senat masing-masing akan mengambil alih dan memilih presiden dan wakil presiden.
Kongres ke-117 yang baru terpilih akan dilantik pada 3 Januari 2021. Kongres baru itulah yang akan mengambil tanggung jawab memilih presiden dan wakil presiden jika ada skenario imbang di Pemilu AS.