Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pilpres AS 2020: Biden vs Trump, Siapa Menang?

Jumlah pemilih awal yang memecahkan rekor lebih dari 100 juta orang, telah membuat negara itu menjadi perhatian dunia.
Joe Biden dan Donald Trump bersaing keras meraup suara terbanyak di Pilpres AS 2020./Istimewa
Joe Biden dan Donald Trump bersaing keras meraup suara terbanyak di Pilpres AS 2020./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Rakyat Amerika Serikat (AS) memulai pemungutan suara di tengah pandemi dan krisis ekonomi terburuk dalam satu abad untuk memutuskan apakah akan memberi Presiden Donald Trump waktu empat tahun lagi atau mengirim Joe Biden ke Gedung Putih.

Jumlah pemilih awal yang memecahkan rekor lebih dari 100 juta orang, telah membuat negara itu menjadi perhatian dunia.  

Biden yang berusia 77 tahun, menjabat selama delapan tahun sebagai wakil presiden untuk Barack Obama, memimpin jajak pendapat nasional di banyak negara bagian.

Biden juga menguasai medan pertempuran yang akan menentukan pertarungan berisiko tinggi.

Pemungutan suara pertama ditutup di beberapa negara bagian timur pada pukul 19.00 waktu setempat, tetapi pemenangnya baru akan diketahui pada malam hari. Atau bahkan mungkin berhari-hari baru diketahui karena banyaknya surat suara yang perlu dihitung melalui pos.

Biden, mantan senator dari Delaware yang maju untuk ketiga kalinya untuk menjadi presiden, memulai Hari Pemilihan dengan kunjungan ke gereja tempat putranya, Beau Biden, dan istri serta putri pertamanya dimakamkan. Dia juga berkunjung ke rumah masa kecilnya di Scranton, Pennsylvania .

"Saya ingin mengembalikan kesopanan dan kehormatan dasar ke Gedung Putih," kata Biden yang mengenakan masker kepada pendukungnya melalui pengeras suara seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (4/11/2020).

Sedangkan Trump, 74, menolak hasil pemungutan suara awal dan mengatakan Amerika Serikat akan menjadi "negara sosialis" jika Biden menang.

"Saya pikir kami memiliki peluang yang sangat kuat untuk menang," kata Trump pada "Fox and Friends.”

 Suaranya serak setelah berpidato di lima kampanye di tiga negara bagian ke ari  pada pada hari terakhir yang sibuk.

"Kami pikir kami melakukannya dengan sangat baik di mana-mana dan pendukungnya luar biasa," katanya.

Pada saat yang sama, Trump telah meragukan integritas surat suara yang masuk dan mengancam gugatan hukum. Dia mengklaim bahwa satu-satunya cara dia bisa kalah adalah jika hasilnya "dicurangi".

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper