Bisnis.com, JAKARTA - Video seekor komodo lalu lalang di depan pagar tembok dan pintu pembangkit listrik tenaga (PLT) diesel.
Video tersebut menjadi perbincangan banyak pengguna Twitter di Indonesia. Video tersebut diunggah oleh @kawanbaikkomodo.
Akun @kawanbaikkomodo bergabung di Twitter sejak Agustus 2020, tujuannya adalah untuk ikut menjaga alam Indonesia khususnya Taman Nasional Komodo dan alam Nusa Tenggara Timur, guna menciptakan pembangunan berkeadilan dan selaras alam.
@kawanbaikkomodo bercuit, "Tragis! PLTD di Habitat Komodo. Video ini diambil warga di instaasi PLN P Komodo, sumber listrik u fasilitas2 negara & u warga desa Komodl (2000 jiwa, 500 KK). Memang sudah lama warga Komodo mendambalan listrik dan mau bayar, tp mengapa PLN & KLHK tdk bangun Energi Terbarukan?"
Tragis! PLTD di Habitat Komodo.
— Save Komodo Now (@KawanBaikKomodo) October 31, 2020
Video ini diambil warga di instaasi PLN P Komodo, sumber listrik u fasilitas2 negara & u warga desa Komodl (2000 jiwa, 500 KK).
Memang sudah lama warga Komodo mendambalan listrik dan mau bayar, tp mengapa PLN & KLHK tdk bangun Energi Terbarukan? pic.twitter.com/y6IHhhDWn8
Belum sampai seminggu lalu, komodo juga berpapasan dengan truk pengangkutan material proyek Geopark di Pulau Rinca, Manggarai, NTT.
Adapun proyek pembangunan geopark di Pulau Rinca Loh Buaya diklaim menjadi perencanaan Pariwisata Super Prioritas untuk Kabupaten Manggarai Barat.
Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula mengatakan hal tersebut guna menanggapi sejumlah pelaku pariwisata di Labuan Bajo yang menolak pembangunan sarana prasarana, termasuk rencana pembangunan geopark di Pulau Rinca Taman Nasional Komodo (TNK) yang dinilai melanggar UU No. 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
"Pembangunan sarana prasarana di Pulau Rinca Loh Buaya bukan mimpi di siang hari bolong, melainkan lahir dari sebuah perencanaan besar dengan fokusnya sebagai bagian dari Pariwisata Super Prioritas," katanya dalam siaran pers, Jumat (7/8/2020).