Bisnis.com, JAKARTA — Peneliti Global Health Security & Pandemic Griffith University Dicky Budiman memperkirakan peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 di Indonesia setelah libur panjang pada pekan ini mencapai 85 persen.
Peningkatan itu, menurut Dicky, menyumbang penambahan kasus konfirmasi positif Covid-19 harian sebanyak 8.000 kasus baru.
Adapun lonjakan kasus itu baru bisa diidentifikasi sebulan kemudian setelah libur panjang selesai atau pada akhir November 2020.
“Melihat tren global dan nasional yang terus meningkat, banyaknya klaster yang belum teridentifikasi dan tertangani, maka diperkirakan kenaikan kasus Covid-19 sebulan setelah libur panjang tidak terhindarkan di kisaran 75 hingga 85 persen. Dengan asumsi tidak ada perubahan signifikan dalam intervensi,” kata Dicky melalui keterangan tertulis pada Kamis (29/10/2020).
Proyeksi itu berdasarkan pada model kurva Covid-19 pada momen libur panjang sebelumnya, yakni pada tanggal 23 Mei dan 17 Agustus 2020. Pada dua periode libur panjang itu, kontribusi penambahan kasus harian Covid-19 secara nasional masing-masing terhitung mencapai 75 dan 80 persen.
Di sisi lain, potensi lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 harian itu juga disebabkan karena minusnya cakupan testing yang dimiliki oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.
Baca Juga
“Cenderung menurun dan belum sesuai dengan eskalasi pandeminya, maka selain membuat makin banyaknya kasus infeksi di masyarakat yang tidak terdeteksi, juga berpotensi mengakibatkan silent spreader dan silent outbreak,” ujarnya.
Konsekuensinya, dia berpendapat, durasi gelombang pertama Covid-19 di Indonesia bakal semakin panjang dan relatif sulit menentukan estimasi kasus yang tepat berdasarkan capaian tes.
“Sehingga perlu merujuk pada pemodelan estimasi kasus,” kata dia.
Bercermin dari pengalaman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada libur panjang kedua tanggal 17 Agustus 2020, dia mengatakan, terjadi peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 yang signifikan pada data layanan kesehatan terkait perawatan pasien.
“Bahkan ruang isolasi naik menjadi 78 persen dan ICU naik menjadi 85 persen yang berakibat Pembatasan Sosial Berskala Besar [PSBB] di September lalu,” tuturnya.
Sejumlah kendaraan melaju di jalan tol Jakarta - Cikampek (Japek) KM 47, Karawang, Jawa Barat, Rabu (28/10/2020). PT Jasa Marga mencatat peningkatan lalu lintas tol Jakarta-Cikampek hingga 51,6 persen dibandingkan arus lalulintas normal atau mencapai 73.201 kendaraan meninggalkan Jakarta. ANTARA FOTO/M Ibnu Chazar
Kurva Covid-19
Periode libur panjang kali ini, kondisi kurva Covid-19 milik DKI Jakarta diprediksi meningkat sebesar 70 persen. Artinya, penambahan kasus harian Covid-19 berada di kisaran 1.2000 hingga 1.500 orang.
“Antisipasi perlu dilakukan untuk mencegah lonjakan yang besar antara lain WFH atau kerja dari rumah diberlakukan ketat, paska libur hingga akhir tahun,” ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bercerita dirinya sempat meminta pemerintah pusat untuk mempertimbangkan kembali pemberlakuan cuti bersama pada pekan ini yang berlangsung mulai Rabu (28/10/2020) hingga Minggu (1/11/2020).
Anies berpendapat momen cuti bersama itu bakal menyebabkan peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah Ibu Kota. Pasalnya, peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 di DKI Jakarta pada bulan Mei dan Agustus 2020 disebabkan karena libur panjang.
“Sebetulnya tiga minggu yang lalu kami sudah menganjurkan dalam rapat pertemuan dengan gugus [tugas], coba dipertimbangkan soal liburnya, libur panjangnya. Tetapi pemerintah pusat sudah memutuskan tetap jalan libur panjangnya. Ya sudah,” kata Anies kepada awak media di Polda Metro Jaya, Senin (26/10/2020).
Dengan demikian, dia melanjutkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menggiatkan upaya pendisiplinan protokol kesehatan selama libur panjang tersebut. Di samping, tetap meningkatkan serta menjaga kapasitas layanan kesehatan terkait perawatan pasien konfirmasi positif Covid-19.
“Keputusan pemerintah pusat itu sekarang kita jalani, antisipasi semua side effect-nya,” ujarnya.
Pasalnya, berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI Jakarta terdapat 4.684 titik klaster keluarga di wilayah DKI Jakarta dengan total kasus konfirmasi positif Covid-19 sebanyak 36.659 kasus.
Data itu diungkapkan Anies secara khusus dalam rangka mengantisipasi potensi lonjakan kasus konfirmasi positif Covid-19 pada libur panjang pekan ini.
“Artinya banyak sekali penularan yang justru terjadi di dalam keluarga. Kita sering karena merasa kenal, merasa saudara, maka tidak menggunakan masker dengan baik, tidak menjaga jarak, tidak mencuci tangan,” kata Anies melalui keterangan virtual yang diunggah akun Youtube Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Rabu (28/10/2020).
Sejumlah petugas gabungan melakukan operasi penerapan protokol kesehatan kepada wisatawan di Jalan Raya Puncak, Gadog, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/10/2020). Pemerintah Kabupaten Bogor bersama unsur TNI-Polri melakukan penerapan protokol kesehatan di kawasan wisata Puncak Kabupaten Bogor, hal tersebut sebagai upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19 pada cuti bersama dan libur Maulid Nabi Muhammad SAW. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Klaster Keluarga
Dia mengatakan, klaster keluarga menyumbang sekitar 39 persen dari total kasus konfirmasi positif Covid-19 di wilayah DKI Jakarta hingga akhir Oktober 2020.
“Tidak hanya menular di tempat publik, bahkan penularan di ruang-ruang privat itu sangat tinggi. Angkanya di Jakarta ini untuk klaster, 39 persen dari kasus positif yang ditemukan di Jakarta adalah klaster keluarga,” ujarnya.
Hingga kini, PT Angkasa Pura II (Persero) mencatat pergerakan penumpang di Bandara Soekarno - Hatta, Tangerang, Banten mencapai 61.000 penumpang atau mencapai jumlah penumpang harian tertinggi selama pandemi Covid-19.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyampaikan periode 27 Oktober -28 Oktober merupakan puncak arus keberangkatan pada periode libur panjang akhir pekan hingga 1 November 2020.
Awaluddin memaparkan jumlah pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mencapai 61.000 orang atau jumlah penumpang harian tertinggi selama pandemi Covid-19.
Sementara itu, frekuensi penerbangan juga menjadi yang tertinggi dengan menyentuh 638 penerbangan.
“Di tengah pandemi ini biasanya rata-rata penumpang di Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 40.000 – 45.000 orang per hari, dan pada hari ini 28 Oktober 2020 kami perkirakan mencapai sekitar 61.000 orang. Ini juga sesuai dengan laporan yang kami terima dari maskapai, bahwa jumlah penumpang hari ini mencapai angka sekitar 61.000 orang,” jelasnya, Kamis (29/10/2020).