Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Kusnandi Rusmil mengatakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang sedang diuji klinis tahap tiga di Bandung, Jawa Barat sudah berkali-kali dicek aspek keamanannya (penggunaan).
"Lulus uji klinis fase tiga. Vaksin ini bisa dipakai, dilanjutkan dengan post marketing surveillance. Jadi vaksin yang boleh digunakan sudah berkali-kali di cek keamanannya," kata Kusnandi Rusmil mengutip Antara, Rabu (28/10/2020).
Dia menuturkan, dalam uji klinis vaksin ada beberapa tahap seperti preklinik dan uji klinis.
Dalam praklinis calon vaksin telah diuji secara fisika dan kimia pada tumbuh-tumbuhan dengan sangat ketat. Kemudian, dilanjutkan uji klinis pada tikus dan monyet dengan pemberian berbagai cara dan dosis.
"Bila aman, maka dilanjutkan pada manusia. Pada manusia ada empat tahap untuk melihat keamanan, imunogenisitas dan efikasinya," ujar Kusnandi.
Sementara itu, Manajer Integrasi Proyek Riset dan Pengembangan Bio Farma Neni Nurainy mengatakan akan terus melakukan pemantauan terhadap efek samping atau kejadian ikutan pascapemberian vaksin Covid-19.
Baca Juga
"Tidak ada satu obat pun yang sempurna, sehingga pasti ada efek samping. Kita dalam uji klinis (vaksin Covid-19) akan memonitoring kejadian ikutan pasca imunisasi," ujar Neni, Senin (26/10/2020).
Dia mengatakan, apapun kejadian ikutan setelah vaksinasi, ada formulir yang harus diisi para relawan. Data tersebut dikumpulkan dan akan dianalisis.
"Jadi setelah 48 jam setelah vaksinasi akan dilihat reaksi lokal dan sistemnya kemudian selama 6 bulan tetap dipantau," tuturnya.
Dia mengatakan terkait vaksin Covid-19 Sinovac yang berasal dari China, berdasarkan penelitian terhadap fase 1, fase 2 dan beberapa laporan dari fase 3, didapati bahwa gejala umum yang muncul adalah rasa sakit di tempat injeksi dan ada juga yang merasakan gejala demam dan pusing namun sangat sedikit.