Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Unpad Kusnandi Rusmil mengatakan bahwa interim report vaksin Sinovac akan rampung pada Januari 2021. Dengan demikian vaksin dapat digunakan dengan otoritasi penggunaan darurat atau emergency use of authorization (EUA).
Oleh karena itu, kata Kusnandi, pengadaan vaksin pada tahun 2020 dapat diperoleh dengan impor dari Brasil dan Uni Emirates Arab. Kedua negara telah lebih dahulu memulai uji klinis tahap 3 vaksin Covid-19 milik Sinovac, sehingga akan selesai lebih cepat.
EUA adalah izin penggunaan yang diberikan oleh pengawas obat dan makanan di suatu negara. Di Indonesia vaksin tersebut dapat digunakan pada awal tahun depan apabila Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan persetujuan.
Peneliti vaksin sejak 1990 ini menjelaskan bahwa interim report diambil dari penelitian terhadap 540 subjek pertama uji klinis tahap 3. Indonesia melakukan uji klinis terhadap 1.620 relawan.
“Kita lihat imunogesitasnya, keamanannya, dan sedikit efikasi [kemanjuran]. Nah, kalau baik, kalau dalam keadaan pandemi, BPOM bilang bisa buat keadaan emergency dan kalau sudah dilakukan analisis oleh BPOM bisa dipergunakan, kita bisa gunakan pada Januari,” kata Kusnandi seperti ditayangkan akun Youtube Indonesia Lawyers Club, Selasa (27/10/2020).
Tahap selanjutnya adalah produksi vaksin yang akan dilakukan oleh PT Bio Farma (Persero).
Baca Juga
Kusnandi tidak yakin perseroan dapat memproduksi secara masif dalam waktu dekat, karena setidaknya memerlukan 1--3 tahun untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Adapun Bio Farma menjanjikan pengadaan vaksin dalam 12 tahap. Fase pertama pada November 2020, di mana Bio Farma akan menyediakan 15 juta dosis vaksin Sinovac.
Selanjutnya, Bio Farma memperkirakan ada 10 juta dosis vaksin Covid-19 pada 5 Januari 2021, 20 juta dosis vaksin 28 Januari 2021, 5 juta dosis pada 26 Februari 2021, dan 32 juta dosis pada 29 Maret 2021.
Kemudian dalam rencananya, Bio Farma memperkirakan ada 21 juta dosis vaksin virus Corona pada 30 April 2021, 20 juta dosis pada 31 Mei 2021, dan 33 juta dosis pada 29 Juni 2021.
Selanjutnya, pengadaan vaksin akan dilanjutkan pada 31 Juli 2021, 30 Agustus 2021, 30 September 2021, dan 30 Oktober 2021. Secara berurutan Bio Farma memperkirakan vaksin yang akan tersedia sebanyak 30 juta dosis, 26 juta dosis, 29 juta dosis, dan 19 juta dosis.