Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wabah Covid-19 di AS dan Eropa Kian Parah, Ekonomi Merosot

Lonjakan kasus positif Covid-19 di beberapa negara seperti AS, Jerman, Prancis dan Rusia menyebabkan tekanan pada pasar keuangan global.
Petugas medis dengan alat pelindung diri beristirahat selama pemindahan pasien yang terinfeksi virus corona (COVID-19) dari Strasbourg di Prancis, Senin (30/3/2020), menuju Jerman dan Swiss./Antara/Reuters
Petugas medis dengan alat pelindung diri beristirahat selama pemindahan pasien yang terinfeksi virus corona (COVID-19) dari Strasbourg di Prancis, Senin (30/3/2020), menuju Jerman dan Swiss./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat, Rusia, Prancis, dan banyak negara lain mencatatkan rekor infeksi virus Corona (Covid-19) saat gelombang pasang kasus menyapu sebagian belahan bumi utara sehingga memaksa beberapa negara memberlakukan pembatasan baru.

Kesuraman kondisi itu turut membebani pasar keuangan global kemarin karena lonjakan infeksi mengaburkan prospek ekonomi.

Saham perusahaan AS mengalami hari terburuknya dalam lebih dari tujuh minggu karena rekor ganda kasus virus Corona. Sementara itu, kebuntuan politik dalam negosiasi untuk memberikan lebih banyak bantuan ekonomi turut membayangi.

Sementara itu, kabar bahwa vaksin yang sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca dan mendapatkan tanggapan positif, musim gugur telah berubah menjadi musim dingin di negara-negara utara sehingga lebih banyak orang bersosialisasi di dalam ruangan.

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock memperingatkan bahwa vaksin itu tidak akan tersedia secara luas sampai tahun depan dan mengatakan, "Kami belum sampai di sana".

Vaksin apa pun yang diharapkan masih mengalami kendala dalam pengadaan. Survei menunjukkan hanya sekitar setengah orang Amerika Serikat yang akan mendapatkan vaksinasi Covid-19 karena kekhawatiran tentang keamanan, efektivitas, dan proses persetujuan.

Di Amerika Serikat, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit berada di level tertinggi dalam dua bulan sehingga membebani sistem perawatan kesehatan di beberapa negara bagian.

Presiden AS Donald Trump yang menghadapi pemilihan periode kedua yang sulit pada 3 November, kembali mengecam laporan bahwa virus Corona sedang melonjak.

Dia mengulangi klaimnya yang tidak berdasar bahwa kasus Covid-19 meningkat karena lebih banyak pengujian. Pernyataan itu tidak didukung oleh data dan telah ditolak oleh para ahli kesehatan.

Di Eropa, gambaran suram juga melanda ketika serangkaian negara melaporkan rekor peningkatan kasus, dipimpin oleh Prancis, yang mencatat lebih dari 50.000 kasus harian untuk pertama kalinya pada Minggu (25/10/2020). Benua itu melewati ambang batas 250.000 kematian.

Prancis bahkan mungkin mengalami 100.000 infeksi baru sehari, ujar profesor Jean-François Delfraissy, yang mengepalai dewan penasehat pemerintah seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (27/10/2020).

Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan negaranya juga tengah menghadapi bulan-bulan yang sulit akibat pandemi Covid-19.

"Kami menghadapi bulan-bulan yang sangat sulit, sangat sulit ke depan," kata Merkel pada pertemuan para pemimpin dari partai Demokrat Kristen kemarin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : ChannelNewsAsia
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper