Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Relawan Meninggal, Pengujian Vaksin Covid-19 Oxford-AstraZeneca Berlanjut

Media Brasil melaporkan bahwa relawan tersebut adalah seorang pria berusia 28 tahun asal Rio de Janeiro yang meninggal karena komplikasi akibat Covid-19.
Sebuah botol kecil berlabel Vaksin diletakkan di dekat jarum suntik medis di depan tulisan Coronavirus Covid-19 pada (10/4/2020)./Antararn
Sebuah botol kecil berlabel Vaksin diletakkan di dekat jarum suntik medis di depan tulisan Coronavirus Covid-19 pada (10/4/2020)./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA - Uji klinis calon vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca PLC akan berlanjut meskipun seorang sukarelawan meninggal di Brasil, menurut otoritas kesehatan Brasil, Anvisa.

Universitas Oxford menyatakan telah melakukan penilaian yang cermat terhadap kasus tersebut di Brasil dan tidak ada kekhawatiran tentang keamanan pengujian.

Penilaian independen atas kasus tersebut tidak menimbulkan kekhawatiran apa pun, menurut pihak AstraZeneca seperti dikutip Wall Street Journal dalam situs web WSJ.com, Kamis (22/10/2020).

Pemerintahan di seluruh dunia berharap segera mendapat vaksin Covid-19 untuk publik, sedangkan perusahaan obat berlomba mempercepat pengujian.

Anvisa kemarin menyatakan bahwa mereka telah diberitahu tentang kematian itu pada Senin (19/10/2020), dan sedang menyelidikinya.

Berita itu tidak memberikan informasi apa pun tentang identitas sukarelawan atau apakah orang tersebut telah menggunakan dosis plasebo atau dosis vaksin yang sebenarnya.

Media Brasil melaporkan bahwa relawan tersebut adalah seorang pria berusia 28 tahun asal Rio de Janeiro yang meninggal karena komplikasi akibat Covid-19.

“Fakta bahwa uji coba tidak ditangguhkan dapat mengindikasikan bahwa orang tersebut menggunakan dosis plasebo,” kata Carlos Fortaleza, seorang ahli epidemiologi di São Paulo State University.

Saham AstraZeneca sempat turun sebanyak 1,7 persen akibat kejadian itu, tetapi kemudian kembali menguat.

Brasil dilaporkan menyisihkan lebih dari US$350 juta untuk membeli vaksin buatan Universitas Oxford, yang akan diproduksi dan didistribusikan oleh badan usaha milik negara, Fiocruz yang berbasis di Rio.

Brasil juga juga sedang mengerjakan vaksin lain  bermitra dengan Sinovac, sebuah perusahaan swasta China.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper