Bisnis.com, JAKARTA - Uji klinis calon vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca PLC akan berlanjut meskipun seorang sukarelawan meninggal di Brasil, menurut otoritas kesehatan Brasil, Anvisa.
Universitas Oxford menyatakan telah melakukan penilaian yang cermat terhadap kasus tersebut di Brasil dan tidak ada kekhawatiran tentang keamanan pengujian.
Penilaian independen atas kasus tersebut tidak menimbulkan kekhawatiran apa pun, menurut pihak AstraZeneca seperti dikutip Wall Street Journal dalam situs web WSJ.com, Kamis (22/10/2020).
Pemerintahan di seluruh dunia berharap segera mendapat vaksin Covid-19 untuk publik, sedangkan perusahaan obat berlomba mempercepat pengujian.
Anvisa kemarin menyatakan bahwa mereka telah diberitahu tentang kematian itu pada Senin (19/10/2020), dan sedang menyelidikinya.
Berita itu tidak memberikan informasi apa pun tentang identitas sukarelawan atau apakah orang tersebut telah menggunakan dosis plasebo atau dosis vaksin yang sebenarnya.
Baca Juga
Media Brasil melaporkan bahwa relawan tersebut adalah seorang pria berusia 28 tahun asal Rio de Janeiro yang meninggal karena komplikasi akibat Covid-19.
“Fakta bahwa uji coba tidak ditangguhkan dapat mengindikasikan bahwa orang tersebut menggunakan dosis plasebo,” kata Carlos Fortaleza, seorang ahli epidemiologi di São Paulo State University.
Saham AstraZeneca sempat turun sebanyak 1,7 persen akibat kejadian itu, tetapi kemudian kembali menguat.
Brasil dilaporkan menyisihkan lebih dari US$350 juta untuk membeli vaksin buatan Universitas Oxford, yang akan diproduksi dan didistribusikan oleh badan usaha milik negara, Fiocruz yang berbasis di Rio.
Brasil juga juga sedang mengerjakan vaksin lain bermitra dengan Sinovac, sebuah perusahaan swasta China.