Bisnis.com, JAKARTA - Studi mengenai kemungkinan seseorang kembali terinfeksi virus corona, masih terus berlanjut.
Seperti diketahui, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada April 2020 melaporkan seseorang yang telah negatif Covid-19 berpeluang mengalami infeksi kedua. Meski WHO tidak menyertakan bukti nyata, tetapi banyak negara telah melaporkan beberapa orang yang dua kali terinfeksi virus corona.
Sementara itu, mengutip the Guardian, Minggu (18/10/2020), penelitian dari Covid-19 Genomics UK Consortium menyatakan bahwa kasus kembali terinfeksi virus corona sangat mungkin terjadi. Hasil studi menunjukan seseorang yang telah terkonfirmasi negatif dapat kembali positif dalam waktu yang relatif cepat.
Penelian itu menjelaskan bahwa ada 7 jenis virus corona yang menginfeksi manusia. Sejauh ini ada tiga yang diketahui mematikan, Sars, Mers, dan Sars-Cov-2 penyebab Covid-19. Sisanya, bisa dibilang tidak berbahaya karena hanya menyebabkan flu biasa dan dapat kembali menginfeksi seseorang yang telah sembuh dalam kurun waktu enam bulan.
Menurut studi itu, ada dua kondisi kasus terinfeksi kembali Sars-Cov-2. Dalam salah satu kasus, infeksi pertama dialami pria Hong Kong berusia 33 tahun yang menyebabkan gejala ringan. Kemudian, dia kembali terkonfimasi positif Covid-19 dengan kondisi tanpa gejala.
Dengan demikian, peneliti menarik kesimpulan sementara bahwa tubuh pria Hong Kong tersebut terbilang lebih siap melawan virus dibandingkan dengan saat infeksi pertama, atau antibodi seudah terbentuk. Namun orang tersebut tetap memiliki probabilitas menularkan virus kepada orang lain, meskipun dalam jumlah yang kecil.
Baca Juga
Dalam kondisi tersebut, bisa jadi cukup berbahaya. Pasalnya orang tanpa gejala (OTG) memiliki kesempatan jauh lebih tinggi menularkan virus kepada orang lain. Kendati demikian, dalam contoh kasus lain, yang cukup langka, seseorang kembali terinfeksi dengan jumlah virus yang setara dengan infeksi pertama.
Beberapa kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, dan India justru sebaliknya. Infeksi virus kedua justru menunjukan gejala yang lebih parah.
Sementara itu, Swedia melaporkan kasus pertama mantan pasien Covid-19 yang kembali terinfeksi virus corona, mengutip media lokal Swedia, thelocal.se, Minggu (18/10/2020).
Kasus ini telah terjadi pada dua bulan lalu dan terungkap bulan ini berdasarkan keterangan dari Gothenburg Hospital. Seorang wanita berumur 53 tahun dua kali positif Covid-19 pada dua waktu yang berbeda, yakni Mei dan Agustus. Namun hasil analisa rumah sakit menunjukan wanita ini terinfeksi oleh dua tipe virus Corona yang berbeda.