Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pacu Pemulihan Ekonomi, Singapura Bakal Tambah Stimulus Tahun Depan

Dukungan fiskal yang diberikan sejauh ini telah membantu melindungi bisnis dan konsumen dari efek pandemi Covid-19 secara global, namun tekanan terhadap perekonomian sudah tidak terelakkan.
Menteri Transportasi Singapura Ong Ye Kung./Bloomberg
Menteri Transportasi Singapura Ong Ye Kung./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Singapura berencana menggelontorkan stimulus tambahan senilai S$100 miliar (Rp1,08 triliun) pada tahun 2020 untuk memperkuat perekonomian yang masih berada dalam ketidakpastian.

Dilansir dari Bloomberg, Menteri Transportasi Singapura, Ong Ye Kung, mengtakan pemerintah berencana menggunakan anggarannya awal tahun depan untuk memberikan lebih banyak dukungan terhadap perekonomian.

“Akan ada anggaran baru yang akan diumumkan awal tahun depan, (kemungkinan) sekitar Februari, dan pasti Anda akan melihat lebih banyak kebijakan fiskal yang mulai berlaku untuk membantu perekonomian selama ini,” katanya, seperti dikutip Bloomberg.

Dukungan fiskal yang diberikan sejauh ini telah membantu melindungi bisnis dan konsumen dari efek pandemi Covid-19 secara global, khususnya sektor penerbangan dan perhotelan.

Namun, tekanan terhadap perekonomian ekonomi sudah tidak terelakkan lagi. Pemerintah memperkirakan ekonomi terkontraksi sebesar 5 hingga 7 persen pada 2020.

"Satu kepastian utama ke depan adalah bahwa kami memiliki skema dukungan tenaga kerja yang cukup luas dan universal,” ungkap Ong.

Namun, ia mengatakan bahwa pemerintah mengurangi stimulus secara progresif dan mendorong dibukanya lapangan kerja

yang juga anggota dewan. dari Monetary Authority of Singapore, bank sentral negara.

Ong yang juga anggota dewan bank sentral Singapura, Monetary Authority of Singapore (MAS), menekankan pentingnya kebijakan fiskal karena ruang gerak bank sentral secara untuk memangkas suku bunga atau membeli kembali obligasi semakin terbatas.

Komentar Ong menyusul keputusan MAS pada Rabu yang mempertahankan suku bunga acuan. Sementara itu, data terbaru menunjukkan ekonomi terkontraksi 7 persen pada kuartal III/2020 year-on-year (yoy).

“Kami masih berada pada resesi yang cukup dalam,” kata


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper