Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur People's Bank of China (PBOC), Yi Gang, mengatakan China akan mempertahankan kebijakan moneter "normal".
Bank sentral China tersebut berencana untuk mendorong peningkatan pendapatan dan tabungan rumah tangga yang "wajar". Menurutnya, negara juga akan memastikan likuiditas tetap cukup, memfasilitasi pertumbuhan pasokan uang yang wajar, hingga pembiayaan sosial.
"Sambil menghindari kelebihan likuiditas yang membanjiri perekonomian untuk mengurangi fluktuasi," katanya seperti dikutip Bloomberg Sabtu (10/10/2020).
Sebagian besar negara ekonomi utama dunia telah meluncurkan langkah-langkah fiskal dan moneter untuk melawan efek pandemi virus corona.
Yi mengingatkan bahwa stimulus yang berlebihan dapat menyebabkan ekspansi utang dan menciptakan gelembung aset yang akan meningkatkan risiko sistemik jangka panjang.
Gubernur Yi juga mengatakan lembaga keuangan dan pemegang saham, pemerintah daerah dan regulator harus mengambil tanggung jawab utama dalam menangani risiko keuangan.
"Begitu peristiwa risiko besar terjadi, pemegang saham di masing-masing lembaga keuangan harus menanggung kerugian, dan lembaga pailit harus keluar dari pasar sesuai hukum," katanya.
Bank sentral bulan lalu mengatakan akan membuat kebijakan moneter lebih tepat dan tepat sasaran setelah pertemuan kebijakan triwulanan.
PBOC meminta bank untuk menggunakan sepenuhnya alat moneter terstruktur dan berjanji untuk mencapai keseimbangan jangka panjang antara menstabilkan pertumbuhan dan mencegah risiko.