Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Malaysia Airlines: Pembicaraan Restrukturisasi Masih Berlangsung

Malaysia Airlines mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka telah memulai latihan restrukturisasi "mendesak" yang melibatkan negosiasi ulang dengan lessor.
Malaysia Airlines./JIBI-Endang Muchtar
Malaysia Airlines./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA-- Malaysia Airlines Bhd. melanjutkan pembicaraan dengan perusahaan leasing tentang rencana restrukturisasi untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Dalam sebuah pernyataan yang dikutip Bloomberg Sabtu (10/10/2020), Malaysia Aviation Group, perusahaan induk untuk maskapai penerbangan negara itu meyakini bahwa ada mekanisme hukum yang tepat tersedia jika dukungan itu tidak universal.

Sebelumnya diberitakan bahwa sekelompok perusahaan leasing menolak rencana restrukturisasi yang diajukan oleh Malaysia Airlines.

Maskapai penerbangan, yang sepenuhnya dimiliki oleh dana kekayaan kedaulatan Malaysia, Khazanah Nasional Bhd., mengumumkan awal bulan ini bahwa mereka telah memulai latihan restrukturisasi "mendesak" yang melibatkan negosiasi ulang dengan lessor. Pasalnya, tidak banyak terlihat tanda-tanda pandemi mereda.

Perusahaan telah memotong gaji untuk manajemen dan pilot, menawarkan cuti yang tidak dibayar kepada karyawan, dan telah mengupayakan penangguhan pembayaran dan negosiasi ulang kontrak sejak Maret. Sementara, saat ini pihaknya sedang meninjau jaringan dan rencana armadanya.

Malaysia Airlines menjadi perusahaan privat oleh Khazanah pada 2014 menyusul hilangnya satu pesawat dan empat bulan kemudian hilang.

Penerbangan MH370, melakukan perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing, menghilang pada 8 Maret tahun itu dengan 239 orang di dalamnya. Pencarian multinasional gagal menemukan pesawat itu.

Pada 17 Juli 2019, Penerbangan MH17 dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ditembak jatuh oleh rudal yang diduga ditembakkan dari daerah yang dikuasai pemberontak pro-Rusia di dekat timur Ukraina. Empat terdakwa diadili atas insiden in absentia pada Maret tahun ini setelah penyelidikan internasional yang berlangsung hampir enam tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper