Bisnis.com, JAKARTA - Debat terbuka pertama antara calon wakil presiden petahana Mike Pence dan penantangnya Kamala Harris telah ditonton oleh 57,9 juta orang lewat siaran televisi.
Dilansir dari Bloomberg, menurut data Nielsen yang dirilis Kamis (7/10/2020), angka penonton tersebut tersebut melampaui 37,2 juta orang yang menonton debat antara Tim Kaine dan Pence empat tahun lalu.
Total penonton ini adalah yang terbesar sejak debat Joe Biden melawan Sarah Palin pada 2008. Saat itu, jumlah penonton mencapai 69,9 juta orang.
Debat ini dilaksanakan di University of Utah di Salt Lake City, Utah pada Kamis (7/10/2020) malam waktu AS.
Saluran berita Fox Corp. memimpin dengan 11,5 juta penonton, menurut data awal Nielsen yang dirilis oleh CNN, anak usaha dari AT&T Inc.. ABC dari Walt Disney Co. berada di urutan kedua dengan 9,41 juta.
Meskipun tayangan TV konvensional berada dalam tren menurun di era layanan streaming on demand, peristiwa besar masih menarik minat pemirsa untuk menonton TV.
Baca Juga
Saluran berita khususnya mencatat lonjakan rating. Hal ini bukan hanya didorong oleh pemilu, tetapi juga pandemi virus corona dan dampaknya di seluruh dunia.
Debat Cawapres ini adalah yang pertama sejak Presiden Donald Trump dan banyak lingkaran pemerintahannya terkonfirmasi positif Covid-19. Para calon wakil presiden berhadapan dari balik pelindung kaca plexiglass di atas panggung.
Dalam debat ini, Harris mengkritik calon petahana yang gagal menangani pandemi Covid-19. Harris mengatakan rakyat AS telah diperlihatkan sebuah kegagalan terbesar sepanjang sejarah.
Pertama, 210.000 orang kehilangan nyawanya akibat Covid-19 hanya dalam beberapa bulan. Lebih dari 7 juta orang terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain itu, satu dari lima bisnis harus gulung tikar. Hal itu langsung diungkapkan oleh Harris saat menjawab pertanyaan pertama dari moderator soal pandemi Covid-19 yang telah di luar kendali.
Sementara itu, Mike Pence mengatakan strategi yang didengungkan Joe Biden adalah sebuah plagiarisme, seperti berinvestasi dalam melakukan pengujian, memproduksi alat pelindung diri, dan mengembangkan vaksin.