Bisnis.com, JAKARTA - Google akan membayar perusahaan media di seluruh dunia sebesar US$1 miliar atau sekitar Rp14,8 triliun selama tiga tahun ke depan untuk membuat dan mengatur jurnalisme untuk produk barunya, Google News Showcase.
News Showcase akan memberikan ruang untuk perusahaan media memuat berita di seluruh produk Google dan cara penyajiannya. Platform ini awalnya akan terdiri dari panel cerita yang akan muncul di Google News, dengan rencana untuk membuatnya tersedia di Google Discover dan Penelusuran di masa mendatang.
“Pendekatan ini berbeda dari produk berita kami yang lain karena bersandar pada pilihan editorial yang dibuat oleh masing-masing media tentang berita mana yang akan ditunjukkan kepada pembaca dan bagaimana mempresentasikannya," kata CEO Google Sundar Pichai, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/10/2020).
Pichai menjelaskan platform ini mulai diluncurkan pada hari ini untuk pembaca di Brasil dan Jerman, dan akan meluas ke negara lain dalam beberapa bulan mendatang di mana kerangka kerja lokal mendukung kemitraan ini.
Google telah menandatangani kontrak dengan hampir 200 perusahaan publikasi di seluruh dunia, termasuk di Australia, Jerman, Brasil, Argentina, Kanada, dan Inggris Raya untuk produk baru tersebut.
Raksasa teknologi ini awalnya mengumumkan program lisensi baru pada Juni, menandatangani kontrak dengan media di Australia seperti Australian Community Media (ACM), Solstice Media, Schwartz Media dan Private Media.
Namun, pembicaraan telah dihentikan sementara sampai news media bargaining code, yang mengatur pembayaran konten media, diselesaikan. Pemerintah telah berkonsultasi dengan Google dan Facebook, yang menentang rancangan pengaturan tersebut, serta daftar perusahaan media yang diusulkan. Pemerintah mengisyaratkan untuk meloloskan undang-undang pada akhir tahun ini.
"Australia adalah salah satu negara pertama di dunia tempat kami menandatangani perjanjian dengan media untuk berpartisipasi dalam News Showcase dan kami berdiskusi dengan lebih banyak lagi,” kata Mel Silva, direktur pengelola Google AUNZ.
Dia mengatakan saat ini pihaknya tengah berupaya memahami dampak news media bargaining code terhadap kemitraan dan produk, sementara pembicaraan dihentikan.
"Meskipun kekhawatiran kami tentang kode tersebut serius, kami berharap hal itu dapat diselesaikan sehingga kami dapat segera menghadirkan News Showcase ke Australia, karena kami yakin program ini akan membantu media meningkatkan jumlah pemirsanya dan berkontribusi terhadap keberlanjutan mitra berita Australia kami secara keseluruhan,” ujarnya.
Regulator di seluruh dunia juga berusaha memaksa Google untuk membayar konten berita. Pada 2014, raksasa teknologi itu menutup layanan Google Berita di Spanyol setelah pemerintah memperkenalkan undang-undang yang memaksa Google membayar penerbit berita karena menggunakan konten mereka.
Sementara itu, perusahaan media menyambut baik investasi US$ 1 miliar dari Google, termasuk News Corp di AS yang telah mengadakan pembicaraan dengan raksasa teknologi itu mengenai pembayaran.
"Ada negosiasi yang rumit di depan, tetapi prinsip dan preseden sekarang sudah ditetapkan," kata kepala eksekutif News Corp Robert Thomson.
Meskipun Google telah memberikan komitmen awal sebesar US$ 1 miliar, CEO Google Sundar Pichai mengatakan News Showcase dan investasi keuangannya akan diperpanjang setelah tiga tahun.