Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional atau IMF menyebutkan investasi publik memiliki peran sentral dalam menghidupkan kembali aktivitas ekonomi dari keruntuhan ekonomi global paling dalam sepanjang sejarah.
Upaya itu juga akan menciptakan jutaan pekerjaan secara langsung dalam jangka pendek dan jutaan lainnya secara tidak langsung dalam periode yang lebih lama.
Meningkatkan investasi publik sebesar 1 persen dari PDB dapat memperkuat kepercayaan pada pemulihan dan menggenjot PDB sebesar 2,7 persen, investasi swasta sebesar 10 persen, dan lapangan kerja sebesar 1,2 persen.
Namun syaratnya, investasi harus berkualitas tinggi dan beban utang publik dan swasta tidak melemahkan respons sektor swasta terhadap stimulus.
Kelompok ekonom IMF yang terdiri atas Vitor Gaspar, Paolo Mauro, Catherine Pattillo, and Raphael Espinoza, dalam laporannya menulis bahwa bahkan sebelum pandemi, investasi global telah melemah selama lebih dari satu dekade.
Hal itu berbanding terbalik dengan kondisi fasilitas jalan dan jembatan yang hancur di beberapa negara maju dan kebutuhan infrastruktur yang sangat besar untuk transportasi, air bersih, sanitasi, dan lainnya di sebagian besar negara berkembang.
Baca Juga
"Investasi kini sangat dibutuhkan di sektor-sektor penting untuk mengendalikan pandemi, seperti perawatan kesehatan, sekolah, bangunan aman, transportasi yang aman, dan infrastruktur digital," kata para ekonom dalam keterangannya, dilansir Selasa (6/10/2020).
Investasi publik dapat memainkan peran sentral dalam pemulihan, dengan potensi menghasilkan antara 2 dan 8 pekerjaan untuk setiap juta dolar yang dihabiskan untuk infrastruktur tradisional, dan antara 5 dan 14 pekerjaan untuk setiap juta yang dihabiskan untuk penelitian dan pengembangan, listrik ramah lingkungan, dan bangunan yang efisien.
Namun, proyek investasi membutuhkan waktu untuk diimplementasikan. Untuk memastikan bahwa investasi menciptakan lapangan kerja di saat yang paling dibutuhkan ini, negara harus meningkatkan pemeliharaan infrastruktur.
IMF mengatakan saat ini juga merupakan waktu yang tepat untuk meninjau dan memulai kembali proyek-proyek menjanjikan yang tertunda karena krisis, mempercepat proyek-proyek yang sedang dalam proses, dan merencanakan proyek baru yang selaras dengan prioritas pascakrisis.
Bagi negara yang telah terhimpit kondisi pembiayaan yang ketat, peningkatan bertahap investasi publik yang dibiayai dengan pinjaman dapat membuahkan hasil, selama risiko rollover dan suku bunga tidak meningkat terlalu banyak dan pemerintah memilih proyek investasi dengan bijak.
Negara-negara mungkin juga perlu mengalokasikan kembali pengeluaran atau meningkatkan pendapatan tambahan untuk investasi prioritas.
Namun demikian, upaya mengeskalasi investasi publik juga harus dibarengi kehati-hatian dengan menjaga kualitas proyek. IMF menemukan misalnya, biaya suatu proyek dapat meningkat sebanyak 10 hingga 15 persen hanya karena dilakukan pada periode ketika investasi sangat tinggi.
"Analisis kami menunjukkan, kenaikan biaya cenderung lebih tinggi dan penundaan proyek lebih lama jika proyek disetujui dan dilaksanakan ketika investasi publik ditingkatkan secara signifikan," lanjutnya.
Peningkatan yang cepat dalam investasi publik juga membawa risiko korupsi. Sehingga tata kelola pemilihan dan pengelolaan proyek menjadi sangat penting, karena ada ruang lingkup untuk meningkatkan efisiensi infrastruktur rata-rata hingga sepertiga.