Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Senior Rizal Ramli kembali menyindir target 2 minggu penurunan kasus Covid-19.
Sebelumnya, tim khusus yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditugaskan untuk menurunkan kasus Covid-19 di 10 provinsi.
Menurut Rizal Ramli target tersebut berakhir jadi gimmick pemberitaan. Pasalnya, lanjut Rizal, tidak ada sanksi terhadap pelaksana yang gagal mencapai target 2 mingguan tersebut.
Rizal menyindir kegagal tersebut dan mengaitkannya dengan disiplin di perusahaan global.
Track record ‘Manajemen 2 mingguan’
— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) October 3, 2020
(Forthnight Management) ternyata banyak gagal total. Berakhir sekedar jadi kembang (gimmicks) pemberitaan. Karena tidak ada sanksi kepada pelaksana yg gagal capai target 2 mingguan. Manajemen Ambyaaar ?. Untung ndak kerja di perusahaan global!
Rizal Ramli juga sempat mengkritik Luhut terkait target 2 mingguan ini. Dia menyebut bahwa target 2 mingguan itu telah gagal.
"Fiasco [kegagalan] 2 Minggu: tidak aneh gagal turunkan covid, wong tidak ada perubahan strategi, hanya ngomong 'segerobak', ancam-ancam & tumpuk kekuasaan. Ubah definisi kematian covid, dikira lihai tapi tidak cerdas. RI masuk ‘high risk', negara-negara yang lock-out RI naik," cuit Rizal Ramli melalui akun Twitter pribadinya @ramlirizal, Jumat (2/10/2020).
Baca Juga
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo memegang kendali penanganan virus Corona di 10 provinsi prioritas.
Kesepuluh provinsi tersebut adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatra Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Papua, Bali, dan Banten.
Sementara itu, hari ini, Sabtu (3/10/2020) Satgas Penanganan Covid-19 mencatat terjadi kenaikan kasus positif sebanyak 4.007 dibandingkan Jumat, sehingga secara kumulatif menjadi 299.506.
Kasus sembuh naik 3.712 menjadi 225.052, sedangkan kasus meninggal naik 83 menjadi 11.055 orang.
Jumlah suspek mencapai 139.099 atau meningkat 3.751 dibanding data Jumat.
Sedangkan spesimen yang diperiksa sebanyak 43.487 atau naik 1.066 dibanding Jumat.