Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Perang Armenia-Azerbaijan Berlanjut, Imbauan Dialog Diabaikan

Di kota Stepanakert, yang juga dikenal sebagai Khankendi, dua ledakan terdengar sekitar tengah malam saat sirene dibunyikan.
John Andhi Oktaveri
John Andhi Oktaveri - Bisnis.com 02 Oktober 2020  |  06:32 WIB
Perang Armenia-Azerbaijan Berlanjut, Imbauan Dialog Diabaikan
Suasana pertempuan Armenia-Azerbaijan - twitter/bloomberg quicktake

Bisnis.com, JAKARTA - Pertempuran mematikan berlanjut hingga hari kelima antara Armenia dan Azerbaijan.

Kedua belah pihak menolak seruan internasional untuk mengadakan dialog. Hal itu kian meningkatkan kekhawatiran bakal terjadi perang habis-habisan.

Serangan hebat antara kedua pasukan terjadi di sekitar wilayah Nagorno-Karabakh. Kedua belah pihak menolak untuk mundur dan memperhatikan seruan internasional untuk melakukan pembicaraan.

Di kota Stepanakert, yang juga dikenal sebagai Khankendi, dua ledakan terdengar sekitar tengah malam saat sirene dibunyikan.

Penduduk mengklaim kota tersebut telah diserang oleh drone.

Pejabat etnis Armenia di wilayah itu menggambarkan situasi semalam di sepanjang garis depan "tegang" dan mengatakan kedua belah pihak saling menembakkan artileri.

"Musuh berusaha untuk menyusun kembali pasukannya, tapi pasukan Armenia menekan semua upaya tersebut," kata mereka seperti dikutip Aljazeera.com, Jumat (2/10).

Sedikitnya 95 orang dilaporkan tewas akibat pertempuran itu.

Otoritas Armenia juga mengklaim bahwa dua warga negara Prancis yang bekerja sebagai jurnalis untuk Le Monde terluka selama serangan pasukan Azerbaijan di kota Martuni, Armenia, sebelah barat wilayah Nagorno-Karabakh.

Sejumlah reporter dibawa ke rumah sakit, kata pihak berwenang dalam sebuah pernyataan.

Pada Kamis malam, Presiden Armenia mengatakan pasukan pertahanan udara negara itu menjatuhkan empat drone di provinsi dekat Yerevan.

Armenia juga memanggil duta besarnya di Israel untuk konsultasi mengenai penjualan senjata Israel ke Azerbaijan.

Deklarasi kemerdekaan Nagorno-Karabakh dari Azerbaijan memicu perang di awal 1990-an yang menewaskan 30.000 orang.

Akan tetapi willayah itu masih belum diakui sebagai negara merdeka oleh negara mana pun, termasuk Armenia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

azerbaijan armenia

Sumber : Aljazeera.com

Editor : Saeno

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top