Bisnis.com, JAKARTA - Iran diperkirakan kehilangan US$150 miliar pendapatan sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dan menerapkan kembali sanksi terhadap ekonomi Iran.
Demikian disampaikan Presiden Hassan Rouhani dalam sebuah pernyataan Sabtu di televisi pemerintah Iran seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (26/9/2020).
"Langkah-langkah yang dilakukan Amerika Serikat juga menghambat impor persediaan medis dan makanan," kata Rouhani.
Baca Juga
Ekonomi Iran telah menyusut selama dua tahun terakhir, dengan mencatatkan inflasi dan peningkatan angka pengangguran. Ekspor minyak mentah yang menjadi andalan negara untuk sebagian besar valuta asingnya juga turun drastis menjadi kurang dari 10% dari level sebelumnya ketika AS belum menarik diri dari perjanjian multilateral pada Mei 2018.
"Jika orang ingin mengutuk siapa pun atas masalah dan kekurangan di negara ini, itu adalah Gedung Putih," kata Rouhani.
Hubungan antara AS dan Iran telah berada pada kondisi terburuknya sejak Revolusi Islam 1979. Selama dua tahun terakhir hubungan kedua negara dipengaruhi krisis keamanan yang dipicu oleh penarikan Trump dari perjanjian nuklir dan yang berpuncak pada pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani pada bulan Januari.